Senin 19 Feb 2018 17:56 WIB

Romo Benny dan Romo Rubiyatmoko Kunjungi Buya Syafii Maarif

Kunjungan membangun sinergi yang akan menunjukkan persaudaraan kuat umat beragama.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Agus Yulianto
Kunjungan Uskup Agung Semarang, Romo Robertus Rubiyatmoko, ke kediaman Buya Syafii Maarif.   Rombongan Keuskupan Agung Semarang (KAS) itu diterima Buya Syafii Maarif, Senin (19/2).
Foto: Republika/Wahyu Suryana
Kunjungan Uskup Agung Semarang, Romo Robertus Rubiyatmoko, ke kediaman Buya Syafii Maarif. Rombongan Keuskupan Agung Semarang (KAS) itu diterima Buya Syafii Maarif, Senin (19/2).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kediaman Buya Syafii Maarif kedatangan tamu-tamu istimewa Senin (19/2). Mulai Romo Benny, disusul Romo Rubiyatmoko datang untuk silaturahim ke rumah mantan ketua umum PP Muhammadiyah tersebut.

Walau memiliki agenda masing-masing, kunjungan tokoh-tokoh agama itu cukup menarik awak media. Kunjungan diawali kedatangan Romo Benny yang mewakili Unit Kerja Presiden-Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP).

Romo Benny mengatakan, kunjungannya biasa mengingat Buya Syafii merupakan Dewan Pengarah UKP-PIP. Kunjungan ini sekaligus membangun sinergi yang akan menunjukkan persaudaraan yang kuat dari umat beragama di Indonesia.

"Yang kita tampilkan kepada masyarakat persamaan bukan perbedaan. Sebab kalau media cuma menampilkan kekerasan, seolah Indonesia buram, padahal tidak," kata Benny, Senin (19/2).

Selain itu, tentu Pancasila harus dijadikan dasar dalam menjalani kehidupan bernegara dan berbangsa. Hal itu dirasa tepat pula untuk mewujudkan pemerataan di Indonesia, sehingga pembangunan yang ada memang dapat dirasakan merata.

Sekitar 30 menit kemudian, giliran Uskup Agung Semarang, Romo Robertus Rubiyatmoko, yang mengunjungi kediaman Buya Syafii Maarif. Kedatangan kali ini merupakan kunjungan balasan atas kedatangan Buya Syafii sebelumnya.

"Kedatangan kali ini untuk menghaturkan terima kasih kepada Buya yang mempunyai peran besar menghadapi peristiwa kurang mengenakan yang terjadi," ujar Rubiyatmoko.

Dia berterima kasih, atas kedatangan Buya Syafii yang dinilai spontan, cepat, tanggap dan sangat menenangkan semua pihak. Pasalnya, kedatangan Buya Syafii memang hanya berselang sedikit setelah serangan terjadi.

Menurut Romo Rubi, kedatangan Buya Syafii kala itu membuat masyarakat cukup terkondisikan, untuk tidak emosional, terpancing apalagi terporovokasi. Bahkan, kejadian itu memunculkan persaudaraan yang makin kuat.

Terkait pelaku serangan, Romo Rubi mengaku, sejak awal sudah memaafkannya. Karenanya, dia mengimbau, kepada masyarakat luas, utamanya umat Katholik, untuk tidak melakukan balasan apalagi mendendam atas kejadian itu.

"Sejak awal kami sudah sangat memaafkan, itu yang kami imbau kepada siapapun untuk tidak membalas dan mendendam, sebaiknya kita doakan untuk kesehatannya," kata Rubiyatmoko.

Kediaman Buya Syafii Maarif di Kabupaten Sleman sendiri memang berdekatan dengan Gereja Santa Lidwina di Bedog. Gereja Santa Lidwina merupakan rumah ibadah umat Katholik yang beberapa waktu lalu mendapat serangan.

Karenanya, kunjungan Romo Rubiyatmoko memang sekaligus untuk mengikuti Perayaan Ekaristi di Gereja Santa Lidwina. Sebagai Uskup dari Keuskupan Agung Semarang (KAS), Rubiyatmoko turut memimpin perayaan tersebut.

Buya Syafii Maarif sendiri bisa dibilang merupakan tokoh agama pertama di luar gereja yang datang ke Gereja Santa Lidwina saat serangan terjadi beberapa waktu lalu. Datang memberi dukungan moril, Buya Syafii mengutuk serangan yang terjadi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement