Selasa 13 Feb 2018 10:08 WIB

DPP IMM Kutuk Penganiayaan dan Teror Kepada Tokoh Agama

Masyarakat diharapkan dapat semakin meningkatkan kewaspadaan terutama pemuka agama.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Andi Nur Aminah
Gereja Santa Lidwina yang mengalami penyerangan usai menggelar misa (ilustrasi)
Foto: REPUBLIKA/Wahyu Suryana
Gereja Santa Lidwina yang mengalami penyerangan usai menggelar misa (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kejadian teror dan penganiayaan yang menimpa tokoh agama dan tempat ibadah akhir-akhir ini terus bermunculan di tengah masyarakat. Menanggapi hal ini, Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPP IMM) menyatakan mengecam dan mengutuk kejadian tersebut.

"Penganiayaan dan pembunuhan yang menimpa Kiai dan Ustaz di Bandung serta penyerangan terhadap jemaat gereja yang beribadah harus menjadi momentum peningkatan solidaritas dan toleransi antar umat beragama," ujar Robby Karman Ketua DPP IMM dalam keterangan tertulis yang didapat Republika.co.id, Selasa (13/2).

Masyarakat diharapkan dapat semakin meningkatkan kewaspadaan terutama bagi para pemuka agama. Pemerintah serta aparat dalam hal ini Polri juga diminta untuk mengusut tuntas kasus ini sampai ke akar-akarnya dan menghukum pelaku dengan seadil-adilnya.

Kepada masyarakat, Ketua DPP IMM ini juga meminta agar tidak menjadikan tragedi sebagai momentum untuk mengolok-olok seorang tokoh atau sebuah kelompok yang malah akan memperkeruh suasana. Kejadian penganiayaan ini bermula dari penganiayaan seorang Kiai setelah melakukam shalat Subuh di Cicalengka, Bandung. Kemudian peristiwa teror terus berlanjut.

Peristiwa berikutnya menimpa seorang ustaz yang dibunuh di Bandung. Terakhir publik dibuat geram dengan penyerangan terhadap jemaat gereja yang menyebabkan seorang pastor mengalami luka-luka.

Sementara itu sebelumnya diberitakan bahwa Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengatakan hingga saat ini polisiasih belum menemukan adanya keterkaitan dalam rentetan penyerangan terhadap pemuka agama ini. Tito juga menegaskan kepolisian akan terus melakukan pendalaman pada semua kasus penyerangan yang ada.

"Sampai saat ini belum ditemukan indikasi itu (keterkaitan kasus), kita anggap ini spontan, fakta hukumnya spontan, tapi terus didalami," ujar Tito di Mapolda Metro Jaya, Senin (12/2) kemarin. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement