REPUBLIKA.CO.ID,BANTUL -- Pesantren Masyarakat Jogja (PMJ) kembali menggelar agenda rutin berupa Dzikir Sosial. Kegiatan koordinasi nasional yang rutin digelar setiap tiga bulan kali ini mengusung tema Rahasia Sukses Dunia Akhirat.
Pengasuh PMJ, Kang Puji Hartono mengatakan, kegiatan yang melibatkan tiga ribu peserta di PMJ Kersan, Tirtonirmolo, Bantul, DIY itu dimaksudkan untuk membangkitkan semangat sedekah masyarakat. "Oleh karena itu, saya menyampaikan beberapa keutamaan dari bersedekah," ucapnya dalam kegiatan yang digelar pada Jumat (2/2) malam tersebut.
Karena sedekah begitu bermanfaat dalam kehidupan dunia dan akhirat, ia pun mengisahkan tentang makna dari surat Al-Munafiqun ayat 10. Ayat ini yang kurang lebih mengisahkan bahwa manusia yang sudah meninggal pun rasanya ingin hidup kembali hanya untuk melaksanakan sedekah.
Namun, ada hal yang unik dalam bersedekah. Rupanya, sedekah yang paing afdhol adalah sedekah terhadap orang yang memusuhi kita. "Mungkin ini sulit, namun itulah salah satu sedekah yang paling afdhol," kata Kang Puji.
Di satu sisi, ia juga mengatakan bahwa sedekah itu tak melulu harus dengan materi. Karena, lanjutnya, sedekah juga dapat dituangkan melalui sedekah ilmu, tenaga dan sedekah doa.
Kang Puji pun menilai, sedekah merupakan tindakan yang juga dapat memperlancar rezeki seseorang. "Datangkanlah rezeki dengan bersedekah," ucapnya.
Kegiatan yang dikemas dalam pengajian akbar itu diisi dengan acara zikir bersama, tausiyah, santunan yatim piatu serta muhasabah. Hadir sebagai pembicara kali ini adalah Habib Abdurrahman Al Athos dan Uztaz Mahroji Khudori. Untuk pesertanya, lanjut dia, kegiatan ini diikuti oleh jamaah dari Pesantren Masyarakat Nusantara yang telah tersebar di seluruh Indonesia.
Dalam kesempatan itu, Uztaz Mahroji Khudori pun menyampaikan materi bertema Rahasia Sukses Dunia Akhirat untuk melengkapi apa yang telah disampaikan oleh Kang Puji. Salah satu rahasia kesuksesan dunia akhirat adalah dengn setia berbuat kebaikan, ujar Uztaz yang mampu menyampaiakan pesan dakwah dalam banyolan-banyolan ringan tersebut.
Selanjutnya, ia menekankan bahwa kiat berikutnya adalah seseorang harus terus bersikap jujur, berani berjihad dan gemar bersedekah.
Dari kegiatan ini, panitia juga mengimpun sedekah dari para peserta yang memudian dana itu kembali disalurkan kepada yang lebih membutuhkan. Karena PMJ bukanlah pesantren yang berkonsep bangunan terpadu, sehingga kegiatan yang juga terbuka untuk umum ini digelar dipelataran sekitar rumah Kang Puji.
Menurut Kang Puji, PMJ sendiri memang bukan pesantren yang dimemas dengan asrama dan sarana pendidikan formal. Sehingga, santri PMJ yang berasal dari seluruh penjuru DIY hanya menimba ilmu di PMJ sepekan sekali pada hari Selasa.
Selanjutnya, santri dibebaskan untuk mengaplikasikan ilmu di rumah masing-masing. Kami sama sekali tidak memaksakan penerapan ilmu yang telah diajarkan. Karena memang seperti itulah konsep dari PMJ, ujarnya. Ia pun mengklaim bahwa hingga saat, ini PMJ-lah pesantren pertama dan satu-satunya yang menerapkan konsep seperti itu.
Selama ini, lanjutnya, indikator bahwa santrinya telah menerapkan ajaran dalam keseharianya adalah dari adanya peningkatan kualitas hidup dari masing-masing santri itu sendiri. Bahkan, terkadang, tanpa adanya keharusan dari PMJ, pihak keluarga sendiri yang memberikan laporan perkembangan dari anggota keluarah yang ikut dalam kajian informal dari PMJ.
Menurut dia, hingga saat ini seluruh santri PMJ terdiri dari berbagai latar belakang usia dan latar belakang pendidikan. Seluruh santri PMJ dapat mengikuti kajian rutin itu dengan tanpa dipingut biaya sama sekali, karena Kang Puji memang ingin menggelorakan dakwah tanpa harus mengharap materi dari kegiatan dakwah itu sendiri.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
