Sabtu 13 Jan 2018 20:00 WIB

Kemenag: Persatuan dan Kesatuan Indonesia Harganya Mahal

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Esthi Maharani
Gedung Kementerian Agama
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Gedung Kementerian Agama

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Indonesia memasuki tahun politik 2018 karena di tahun ini digelar pilkada serentak di berbagai daerah. Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran Kementerian Agama, Muchlis M Hanafi meminta masyarakat untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

"Persatuan dan kesatuan kita ini terlalu mahal untuk digadaikan hanya untuk kepentingan politik praktis," ujar Muchlisdi Masjib Baitul Quran, Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Sabtu (13/1).

Persatuan dan kesatuan Indonesia disebut oleh Muchlis dibentuk sudah sejak lama dan bukan pekerjaan yang mudah.  Sekretaris Jenderal Organisasi Ikatan Alumni Al-Azhar (OIAA) cabang Indonesia ini pun meminta masyarakat agar berhati-hati dengan isu keagamaan yang berpotensi muncul saat pilkada.

"Di tahun politik ini harus waspada penggunaan identitas keagamaan dalam masalah politik praktis. Terkadang persoalan yang terjadi hanya persoalan sosial, politik, atau ekonomi semata lalu agama disangkutpautkan. Umat Islam dirasa perlu cerdas dalam menyikapi isu semacam ini supaya tidak cepat memvonis atas nama agama," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement