Rabu 27 Dec 2017 03:40 WIB

Menyambut Tahun Baru dengan Zikir

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Dwi Murdaningsih
Jamaah mengikuti Shalat Isya sebelum acara puncak Dzikir Nasional 2016 di Masjid At-Tin, Jakarta, Sabtu (31/12).
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Jamaah mengikuti Shalat Isya sebelum acara puncak Dzikir Nasional 2016 di Masjid At-Tin, Jakarta, Sabtu (31/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Ekonomi Syariah Institute Pertanian Bogor (IPB), Irfan Syauqi Beik mengatakan dzikir nasional Republika merupakan kegiatan yang positif. Kegiatan ini bisa alternatif tren dalam menyambut tahun baru.

Menurut Irfan, dzikir nasional diyakini mampu menandingi kegiatan menyambut pergantian tahun yang dinilai cenderung dipenuhi oleh kemaksiatan. Oleh karena itu, berzikir adalah langkah tepat berkegiatan di malam tahun baru.

"Daripada melakukan kegiatan yang mengarah kepada kemaksiatan dan banyak orang terlibat di sana lebih baik kita memberikan alternatif kepada publik bahwa dzikir nasional itu alternatif terbaik yang Insyaallah akan membawa keberkahan," ujar Irfan kepada Republika.co.id, Sabtu (23/12).

Irfan menilai kegiatan semacam ini diakhir tahun sangat penting dan strategis. Oleh karena itu, Irfan mengapresiasi dan mendukung zikir nasional terus diadakan republika.

Banyak manfaat bisa didapatkan bagi mereka yang mengikuti zikir nasional. Diantaranya mereka akan mengalami proses muhasabah atau intropeksi diri dalam satu perjalanan hidupnya. Sehingga bisa memperbaiki agar lebih baik pada tahun berikutnya. Kualitas diri diharapkan bisa lebih meningkat dan berguna untuk bangsa dan negara.

"Sehingga memasuki tahun baru dengan ibadah lebih kuat, kualitas diri kita, kontribusi kita kepada umat bangsa. Dan saya kira salah satunya kesejahteraan mengurangi kemiskinan," kata Irfan.

Irfan mengungkapkan tentang manfaat berdzikir bagi individu. Menururnya, berdzikir adalah cara mendekatkan diri kepada Allah. Berzikir akan membawa dampak kepada ketenangan batin setiap individu. Disamping itu juga akan selalu mengingatkan diri kepada Allah disetiap pekerjaan yang dilakukan.

"Jadi dengan zikir diharapkan ada sinkronisasi aktifitas kita dengan keinginan untuk mengundang pertolongan Allah. Jadi itu esensi berdizikir. Makanya kita diperintahkan berdzikir sebagai bacaan harian kita," ucapnya.

Kemudian berzikir juga cara setiap orang mengoptimalkan potensi yang ada pada dirinya. Karena itu ketika Allah membicarakan tentang karakteristik ulil albab maka ciri utamanya yakni saat mampu memadukan antara zikir dan fikir.

"Kemudian (berzikir) melahirkan ketenangan jiwa, keluarga diri, ini hanya bisa diraih dengan memperkuat zikir kepada Allah," kata Irfan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement