Sabtu 16 Dec 2017 06:33 WIB

Memahami Rasa Syukur

Rep: ngrol98/ Red: Agung Sasongko
Berdoa/ilustrasi
Berdoa/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Nikmat yang selalu kita dapatkan adalah anugrah yang Allah subhanahu wa ta’ala. Tiada hentinya setiap waktu Allah berikan kepada hamba-Nya. Dan pastikan saat kita menerima nikmat-Nya atau dalam kegiatan apapaun ucapkan syukur kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

Maka dari itu, penting bagi seorang Muslim memahami apa itu syukur sebenarnya.

Dalam buku Rahasia Di Balik Usia 40 Tahun yang ditulis oleh Ahmad Annuri MA dijelaskan beberapa definisi dari kata syukur yang akan memudahkan kita untuk memahaminya.

Kata syukur secara istilah mengandung makna “membayangkan dalam benak tentang nikmat dan menampakkannya ke permukaan.”

 

Sebagian ulama mengatakan bahwa kata syukur berasal dari kata “syukara” yang berarti “membuka”. Sehingga kata syukur adalah lawan dari kata “kafara” (kufur) yang berarti menutup atau melupakan nikmat dan menutup-nutupinya.

Para ulama lain menjelaskan, “Syukur itu ialah mengerjakan ketaatan kepada Allah subhanahu wa ta’ala baik secara lahir maupun batin, serta menjauhi segala maksiat yang bersifat lahir dan batin, dengan berusaha menjaga hati, lidah, mata, telinga, dan segala anggota lahir dan batin dari kecenderungan untuk melakukan kemaksiatan.”

Ibnu Manzhur penulis kamus Lisanul ‘Arab mengatakaan bahwa syukur berarti “mengakui kebaikan dan memuji sang pemberinya, serta menyebarkan dan memperlihatkannya.”

Ibnu Abbas menjelaskan, “Syukur itu ialah taat kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan segala anggota zhahir dan bathin, baiik secara diam-diam atau terang-terangan.”

Sedangkan, Iman Abu Bakar al Waraq mengatakan, “Syukur itu ialah mengagungkan Allah subhanahu wa ta’ala yang dengan Kemurahan-Nya mengaruniakan nikmat kepada hamab-Nya yang tidak terhingga banyaknya serta tak ternilai harganya. Dengan itu tidaklah timbul rasa benci atau kufur.”

Berdasarkan beberapa penjelasan diatas, syukur dapat dipahami sebagai rasa atau bentuk terima kasih kita sebagai hamba Allah subahanahu wa ta’ala yang telah memberikan nikmat –Nya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement