Ahad 12 Nov 2017 05:30 WIB

Adab Jual Beli, Yuk Dibaca

Sentra Penjualan Alat Musik Religi. Penjual mencoba alat musik hadrah kepada pembeli pada toko alat musik religi di kawasan Condet, Jakarta, Ahad (29/10).
Foto: Republika/ Wihdan
Sentra Penjualan Alat Musik Religi. Penjual mencoba alat musik hadrah kepada pembeli pada toko alat musik religi di kawasan Condet, Jakarta, Ahad (29/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Islam adalah agama yang sempurna. Semua spek dalam kehidupan ini sudah diatur dan ditata dengan baik. Dalam beragama, berpolitik, bersosial, bahkan dalam proses transaksi jual-beli.

Islam sudah mengaturnya sedemikian rupa agar tidak ada keburukan yang terjadi yang menyebabkan kedua belah pihak menjadi sulit.

Dalam buku Ensiklopedia Islam Al Kamil yang ditulis oleh Syaikh Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah At-Tuwaijiri, disebutkan adab atau etika dalam jual-beli

1. Toleransi dalam jual beli.

 

Dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu anhu , Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda, “Allah memberi rahmat kepada seseorang yang toleran saat menjual, membeli, dan menagih utang.”(HR. Bukhari)

2. Membayar utang jika jatuh tempo.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda, “Penundaan utang orang kaya adalah kezhaliman, jika salah seorang dari kalian dialihkan kepada orang yang berkecukupan maka hendaklah mengikutinya.”(HR. Bukhari dan Muslim)

3. Memperpanjang tempo bagi orang yang kesulitan dan membebaskannya.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda, “Seorang pedagang memberikan utang kepada orang-orang. Jika ia melihat orang kesulitan membayar, maka ia berkata kepada anak buahnya, ‘Bebaskan utangnya semoga Allah membebaskan kita juga.’ Maka Allah membebaskannya. (HR. Bukhari dan Muslim)

4. Tidak berjual beli pada waktu shalat.

“Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan salat pada hari Jumat, maka bersegeralah kamu untuk mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Apabila salat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.”(QS. Al-Jumu'ah: 9-10)

5. Adil dalam segala kondisi.

“Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang, (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi. Tidakkah orang-orang itu yakin, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan, pada suatu hari yang besar, (yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam?”(QS. Al Muthaffifin: 1-6

6. Tidak sering bersumpah.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda, “Sumpah membuat laris barang dagangan namun menghapus keuntungan.”(HR. Bukhari dan Muslim)

7. Menjauhi jual beli barang haram dan buruk.

“Dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk.”(QS. Al A’raf: 157)

8. Tanpa tipuan dan dusta.

“Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah sallallahu alaihi wasallam melewati gundukan kurma kemudian beliau memasukkan tangan ke dalamnya. Seketika jari-jemarinya basah. Lalu beliau bersabda, “Apa ini wahai pemilik makanan?” Ia berkata, “Terkena air hujan ya Rasulullah. “ Beliau bersabda, “Kenapa kamu tidak meletakkannya di bagian atas sehingga bisa dilihat orang-orang? Brang siapa yang menipu maka ia bukan dari golonganku.”(HR. Muslim)

9. Tidak menimbun barang dagangan.

“Tidaklah menimbun (barang dagangan) kecuali orang yang keliru.”(HR. Muslim)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement