Sabtu 28 Oct 2017 20:05 WIB

Begini Upaya Republika Memberantas Buta Huruf Alquran

Rep: Sri Handayani/ Red: Karta Raharja Ucu
Pemimpin Redaksi Harian Republika Irfan Junaedi memberikan paparanya saat membuka kegiatan 30 Menit Bisa Membaca Alquran di Kantor Republika, Jalan Warung Buncit, Jakarta, Sabtu (28/10).
Foto: Mahmud Muhyidin
Pemimpin Redaksi Harian Republika Irfan Junaedi memberikan paparanya saat membuka kegiatan 30 Menit Bisa Membaca Alquran di Kantor Republika, Jalan Warung Buncit, Jakarta, Sabtu (28/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harian Republika berupaya ikut berperan dalam memberantas buta huruf Alquran dengan menggelar pelatihan metode membaca Alquran cepat yang sudah memasuki angkatan ke-72.

Ustaz Achmad Farid Hasan sebagai pemberi materi sangat mengapresiasi upaya-upaya pemberantasan buta huruf Alquran. Upaya semacam ini, kata dia, perlu didukung pemerintah, terutama Kementerian Agama, dengan membuat gerakan pemberantasan buta huruf Alquran secara masif.

"Kedua dengan model pembelajaran daring. Ketiga, dengan model kaya VCD dan pelatihan-pelatihan seperti yang diselenggarakan Republika atau di kantor-kantor," kata dia di kantor Harian Republika, Sabtu (28/1).

Sepanjang acara, para peserta mengikuti setiap sesi dengan antusias, sesekali diselingi tawa. Salah satu yang hadir dalam pelatihan kali ini adalah Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Erick Hidayat. Baginya, menguasai bacaan Alquran menjadi target tersendiri dalam perjalanan spiritualnya.

Putra dari mantan menteri Perindustrian MS Hidayat ini mengaku pernah belajar membaca Alquran di sekolah dasar. Namun, ia merasa bacaan Alqurannya hingga kini masih belum lancar. Kini, di saat anak-anaknya mulaitumbuh dewasa dan mampu mengkhatamkan Alquran, ia pun termotivasi untuk belajar.

Awalnya, Erick berkeinginan membuat kelompok belajar sendiri dengan delapan belas orang temannya. Namun, waktu menjadi kendala. Ia pun mengikuti pelatihan itu sendiri.

Sebelumnya, Erick mengaku telah mencari informasi tentang reputasi pemateri yang akan mengisi pelatihan. Dari hasil penelusurannya, ia pun memantapkan diri untuk menjadi peserta.

"Pas saya coba di sini, masha Allah sepertinya gampang. Baguslah," kata dia.

Ia mengapresiasi upaya Republika untuk menyelenggarakan acara ini. Ia berharap, pelatihan selanjutnya tak hanya diselenggarakan di hari Sabtu, namun bisa di hari-hari lain.

"Mungkin anak-anak muda juga ingin ikut. Kalau Sabtu mereka suka jalan keluar kota atau ke mana. Mungkin di hari biasa bisa diselenggarakan, kalau 3-4 jam secara kilat bisa juga," kata dia.

Selain Erick, acara ini juga dihadiri para peserta dari berbagai usia. Ada pelajar, ada pula yang telah berusia 89 tahun. Meski pandangan matanya telah kabur, ia tetap bersemangat mengikuti sesi demi sesi. Seorang peserta bahkan sengaja datang dari Medan, Sumatra Utara untuk mengikuti pelatihan ini. Ia berencana membuat acara serupa di Medan.

Pemimpin Harian Republika, Irfan Junaidi berkata, saat ini Republika juga sedang membuat kurikulum untuk mengajarkan cara menerjemah Alquran dengan efektif. Rencananya, acara ini akan diselenggarakan sebulan sekali.

"Kami ingin rangkaian untuk bisa mengerti dan memahami Alquran bisa terwujud," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement