Sabtu 02 Sep 2017 20:38 WIB

Orang Beriman tak Pernah Merasa Gentar

Keimanan/Ilustrasi
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Keimanan/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Orang beriman sama sekali tidak akan takut dan gentar de ngan apa pun. Keimanan adalah semangat paling tinggi yang bisa memompa keberanian seseorang. Sebesar apa pun objek yang menakutinya, ia tak akan takut.

Ia yakin, jika ia beriman, ia bersama Allah SWT Yang Mahabesar dari semua makhluk yang dihadapinya. Keimanan itu lah yang mengalir dalam da rah Ibnu Mas’ud. Kendati tubuh nya kerdil, ia punya Allah Yang Mahabesar, Mahakuat, dan Mahaperkasa.

Para pejuang Islam yang di ba kar semangat keimanan tak pernah merasa gentar meng ha dapi musuh-musuh Islam. De ngan gagahnya mereka bertarung di medan perang tanpa me miliki sedikit pun rasa takut. Mereka bangga menjadi se orang pejuang yang ikut jihad bersama Rasulullah SAW.

Jika meraih kemenangan, mereka akan hidup mulia dengan Islam. Jika terbunuh di medan perang, mereka mendapatkan syahid dan mendapatkan surga. Apa pun hasilnya, mereka mendapatkan keuntungan di dunia dan akhirat. Jadi, apa yang mesti mereka kha watirkan lagi?

Mental keberanian inilah yang banyak hilang dari tubuh umat Islam. Kaum kafi r sukses menakuttakuti kaum Muslimin dengan situasi dan kondisi ma sa depan yang suram, ancam an, teror, intimidasi, atau tekan an-tekanan lainnya.

Umat Islam menjadi ciut untuk mem perjuangkan nilai dan norma yang diyakininya. Syuja’ah (ke be ranian) adalah harga diri umat Islam. Jika sifat ini sudah hilang, hilang pulalah harga diri umat Islam di muka bumi.

Dahulu umat Islam sedemikian disegani dan ditakuti. Misal nya saja, ketika tentara Islam be rencana akan memasuki Byzan tium. Pemuda setempat telah lari tunggang langgang ka rena men dengar umat Islam akan tiba di negeri mereka.

Sampai-sampai Khalid bin Walid RA menenangkan masyarakat Romawi agar tidak perlu cemas. Kedatangan umat Islam hanya untuk menyerukan Islam dan mengajak mereka menghamba pada Allah SWT.

Mungkin saat ini tak ada lagi yang gentar dengan keperkasaan umat Islam. Sangat jarang didapati orang yang bisa bersuara lantang menyerukan kebenaran seper ti Ibnu Mas’ud. Jarang yang mau menegakkan amar makruf nahi mungkar ketika melihat ke maksiatan. Jarang pula yang mau berjihad me negakkan kebenaran ketika ber hadapan dengan pe nguasa yang zalim.

Rasulullah SAW bersabda, “Jihad yang paling utama ialah mengatakan kebenaran (berkata yang baik) di hadapan pe

nguasa yang zalim.” (HR Abu Daud). Keberanian tidak hanya diukur ketika seseorang angkat senjata dan berangkat berperang.

Keberanian adalah konsistensi me nyampaikan sesuatu yang hak (benar) walau men dapatkan intervensi dari pe nguasa. Seperti mentalnya Ibnu Mas’ud yang sama sekali tak gentar membacakan Alquran di tengah-tengah kezaliman kafir Quraisy. 

Disarikan dari Pusat Data Republika

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement