Jumat 28 Jul 2017 11:11 WIB

Mahasiswa Unibraw dari Jepang Ikut Semarakkan MTQMN XV

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Agus Yulianto
Perwakilan Universitas Brawijaya dan Universitas Negeri Malang mengadakan Konferensi Pers (Konpers) MTQ Mahasiswa Nasional (MTQMN) XV di Gedung Rektorat UB Malang, Rabu (26/7).
Foto: Republika/Wilda Fizriyani
Perwakilan Universitas Brawijaya dan Universitas Negeri Malang mengadakan Konferensi Pers (Konpers) MTQ Mahasiswa Nasional (MTQMN) XV di Gedung Rektorat UB Malang, Rabu (26/7).

REPUBLIKA.CO.ID, KOTA MALANG -- Ajang MTQ Mahasiswa Nasional (MTQMN) XV dikenal sebagai kegiatan yang diikuti oleh masyarakat Indonesia yang beragama Muslim. Selain warga Indonesia, perhelatan ini ternyata ikut diramaikan salah satu pria berkebangsaan Jepang.

Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Brawijaya (Unibraw) yang sedang mengikuti Program Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA) Okada Ali turut mengisi pagelaran Musabaqoh Tilawatil Quran Mahasiswa Nasional (MTQMN) XV. Dia bersama 23 penari dari UKM Unit Tari dan Karawitan (Unitantri) akan mempersembahkan tari tradisional.

"Saya bersama 23 penari dari Unitantri akan menari tarian tradisional. Kebetulan saya kebagian membawakan Tari Rudat dari Lombok," kata Oka di Kota Malang.

Dengan keterlibatannya ini, Oka mengaku, sangat senang dapat berpartisipasi pada pagelaran MTQMN kali ini. Dia selama ini memang sudah lama tertarik dengan budaya Indonesia. Hal ini terutama sejak dirinya diajak keluarganya yang sudah beragama Muslim untuk berkunjung ke Indonesia 19 tahun yang lalu.

Pada hakikatnya, Oka memang memiliki darah Indonesia dari sang ibu. Oleh karena itu, dia begitu tertarik untuk belajar budaya dan bahasa Indonesia. Meski ibunya tidak secara intens memperkenalkan budaya Indonesia, dia menilai, merasa harus mempelajari budaya Indonesia karena ada darah yang mengalir dalam tubuhnya.

Menurut Oka, dia sebenarnya tidak mempunyai cita-cita sebagai penari sehingga tidak belajar mengenai hal itu sejak kecil. Namun dengan seiring waktu, dia pun mulai berkeinginan mengenal budaya Indonesia dengan mempelajari tari-tarian tradisional Indonesia.

Di matanya, tari tradisional Indonesia berbeda dan rumit dibandingkan di Jepang. "Padahal gerak dan lagunya sangat kalem, namun kostum yang dipakai sangat berkilau dan banyak," dia.

Selain itu, Oka berpendapat budaya Indonesia sangat banyak dan rumit setiap daerahnya. Di setiap wilayah di Indonesia memiliki budaya yang berbeda-beda, bahkan ketika hanya berjarak beberapa kilometer saja budayanya sudah berbeda. Oleh karena itu, dia tertarik untuk mengambil jurusan bahasa Indonesia di Universitas Kajian Asing Tokyo, termasuk UKM tarian Indonesia.

Di akhir pendidikannya, Oka bercita-cita bisa tetap mempunyai sebuah pekerjaan yang berhubungan dengan budaya Indonesia. "Meskipun nanti saya sudah lulus saya berharap masih bisa berhubungan dengan Indonesia dan semua budayanya,kata pengagum Gunung Bromo tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement