Ahad 11 Jun 2017 23:15 WIB

Peringati Nuzulul Quran di Tugu Proklamasi

Menteri Agama Republik Indonesia, Lukman Hakim Saifuddin
Foto: ROL/Abdul Kodir
Menteri Agama Republik Indonesia, Lukman Hakim Saifuddin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin hadir dalam Gema Malam Nuzul Qur'an yang diselenggarakan Majelis Nurul Musthofa pimpinan Habib Hasan Bin Jafar Assegaf. Berbeda dengan biasanya, peringatan peristiwa turunnya Alquran ini digelar di Monummen Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat.

Pilihan tempat ini diapresiasi Menag Lukman. Menurutnya, Tugu Proklamasi adalah tempat bersejarah dan istimewa bagi Bangsa Indonesia. "Di sinilah para pendahulu kita, para Pendiri Bangsa, Guru-gruru serta orang tua kita menyatakan Kemerdekaan Republik Indonesia," ujarnya, kemarin.

Lukmann berharap, peringatan Nuzulul Quran ini menjadi upaya bersama dalam menjaga, memelihara, serta merawat tradisi berupa zikir, shalawat, dan mendengar tausiah para guru sehingga dapat meningkatkan kualitas pemahaman, pengamalan keagamaan.

Dikatakan Lukman, peristiwa Nuzulul Quran menjadi momen penting karena telah mengubah peradaban manusia dari zaman gelap menuju terang benderang. Didampingi Direktur Penerangan Agama Islam Ditjen Bimas Islam Khaeruddin, dia mengatakan, Proklamasi dan Nuzulul Quran memiliki keterkaitan kuat. Proklamasi merupakan pernyataan kemerdekaan Bangsa Indonesia, sementara Nuzulul Quran menandai kemerdekan peradaban umat manusia menuju kehidupan kearah yang lebih baik.

"Proklamsi Kemerdekaan juga bertepatan di bulan Ramadan sehingga kita memperingati dua peristiwa bersejarah dalam kehidupan kita," ungkap Menag.

Kepada Yayasan dan jamaah Nurul Musthofa, Menag menyampaikan, terima kasih atas kiprahnya dalam ikut membantu negara atau pemerintah meningkatkan kualitas kehidupan keagamaan bangsa Indonesia. Menurut dia, ulama dan umarah ibarat dua sayap burung.

Keduanya memiliki fungsi yang sama dan harus senantiasa bekerja sama. Kalau satu sayapnya tidak berfungsi baik, maka burung tidak bisa terbang secara normal.

"Begitulah hubungan relasi antara ulama dan umarah. Bila dua kelompok di tengah masyarakat ini baik, maka seluruh masyarakat juga akan ikut menjadi baik. Sebaliknya, bila salah satu atau keduanya tidak baik, maka masyarakatnya pun menjadi tidak baik," ucapnya.

Sebelumnya pembina Majelis Nurul Musthofa, Habib Hasan Bin Jafar Assegaf mengajak rakyat Indonesia untuk menjadikan Alquran sebagai benteng Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Bulan Ramadhan ini bulan yang mulia bagi Umat Islam karena bulan diturunkannya Alauran. Jadikan Alquran sebagai pedoman hidup dan juga benteng NKRI," kata Habib Hasan di hadapan ratusan ribu jamaah yang hadir.

sumber : kemenag.go.id
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement