Ahad 29 Jan 2017 13:10 WIB

Hakikat Menghafal Alquran adalah Membaca Sebanyaknya

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Agus Yulianto
Anak dan ibunya membaca Alquran (Ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Anak dan ibunya membaca Alquran (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Hakikat menghafal Alquran adalah agar bisa membaca Alquran sebanyak-banyaknya. Sebab tidak berguna bila telah hafal kemudian tak ingin membaca Alquran lagi.

Dalam kajian bertajuk Sekeluarga Hafal Alquran yang diselenggarakan Majelis Taklim Wirausaha (MTW) di Masjid Jenderal Sudirman WTC, Jakarta, Ahad (29/1), Ustaz Abdul Aziz Abdur Rouf Lc mengatakan, hakikat menghafal Alquran adalah membaca Alquran sebanyak-banyaknya. Imam Syafi'i menghafal Alquran adalah untuk membaca Alquran sebanyak-banyaknya.

Kalau sudah dapat hidayah ingin hafal Alquran, dipegang kuat-kuat dan jangan terburu-buru. Yang Allah SWT apresiasi adalah usaha untuk menghafal. ''Tidak berguna saat hafal Alquran tapi membaca lagi. Karena dengan Alquran itu kita ber-tijarah dengan Allah,'' ungkap Ustaz Abdul Aziz.

Menghafal Alquran juga jangan terpaku pada metode. Metode penting, tapi jangan berpikir sukses dan tidaknya hafal Alquran hanya pada satu metode. Fokus pada istiqamah.

 

''Kalau hari ini diberi hidayah menghafal Alquran, harus dipikirkan bagaimana istiqamah sampai akhir hayat,'' kata Ustaz Abdul Aziz.

Keluhan menghafal Alquran sebenarnya di situ-situ saja. Misal Al Ma'un, bisa hafal karena sudah dibaca beberapa tahun lalu dan dibaca berulang-ulang. Tapi kita sering tergesa, baru sebulan menghafal, tapi ingin sehafal Alfatihah. Sehingga yang terasa hanya sulit.

''Itu hanya karena syarat mutlak menghafal tidak dipenuhi yaitu berulang dan lama dibaca,'' kata penulis buku Anda Pun Bisa Jadi Hafidz Alquran itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement