Senin 26 Dec 2016 11:52 WIB

Tabligh Akbar 'Indonesia Ikhlas' Sambut Pergantian Tahun di Yogyakarta

Rep: Rizma Riyandi/ Red: Yudha Manggala P Putra
Tabligh akbar (ilustrasi).
Foto: Republika/Agung Supri
Tabligh akbar (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Tabligh akbar akan kembali digelar menyambut momen pergantian tahun ini di Yogyakarta. Kegiatan yang digagas PT Republika Media Mandiri kali ini akan mengangkat tema Indonesia Ikhlas.

Ketua Panitia Tabligh Akbar Akhir Tahun, Agus Purnomo menuturkan, ada tiga pemateri yang akan mengisi Tabligh Akbar pada 31 Desember besok. Di antaranya Ustaz Yunahar ilyas, Kang Puji Hartono, dan Mahfud MD.

Tabligh Akbar 'Indonesia Ikhlas' akan diisi juga dengan beberapa rangkaian kegiatan. Meliputi bazar, donor darah, talkshow inspiratif, cek kesehatan gratis, bedah buku, dan penggalangan dana untuk kemanusiaan. “Tabligh akbar sendiri merupakan acara puncak yang diselenggarakan pada malam pergantian tahun,” kata Agus, Senin (26/12).

Ia menjelaskan, pengambilan tema 'Indonesia Ikhlas' pada Tabligh Akbar kali ini adalah untuk mengingat persoalan Indonesia yang sudah sangat kompleks. Dengan mengingatnya, masyarakat diajak bersama-sama menyelesaikan persoalan-persoalan tersebut melalui keikhlasan dalam semua bidang kehidupan.

Tentunya dengan tidak mengedepankan unsur materi apalagi nafsu. “Sebagai orang yg beriman, kita pasti menyadari dan meyakini betul bahwa keikhlasan akan menghasilkan kebaikan, maka jika ini dilakukan oleh seluruh komponen bangsa, insya A llah satu per satu persoalan bangsa ini akan mudah untuk diselesaikan. Sehingga keadilan dan kesejahteraan akan mudah untuk diterapkan,” tutur Agus.

Tujuan diselenggarakannya Tabligh Akbar adalah untuk mengedepankan nilai-nilai islami dan sebagai ajang silaturahim umat Islam saat pergantian tahun.

Salah satu pengisi Tabligh Akbar, Kang Puji menyampaikan, tema Indonesia Ikhlas sendiri memiliki arti yang sangat luas dan bermakna dalam. Di mana masyarakat Indonesia harus ikhlas dengan perbedaan, kebhinekaan, dan dengan hal-hal yang tidak sama.

Tapi ikhlas yang dimiliki haruslah ikhlas yang sebenarnya. Bukan ikhlas berbuntut imbalan. “Di depan ikhlas, tapi di belakang tidak damai,” katanya. Kang Puji sendiri berpandangan bahwa perbedaan di Indonesia adalah sebuah keniscayaan.

Pasalnya, Indonesia memiliki warga negara dengan berbagai macam keyakinan. Di mana hal ini sudah berlangsung selama ratusan tahun. Ia berharap, melalui Tabligh Akbar Akhir Tahun, masyarakat bisa menjadikan diri dan kelompoknya ikhlas dalam menerima perbedaan. Sehingga perbedaan bisa membuat orang-orang merasa nyaman.

“Kedamaian yang ada di Indonesia bisa terwujud, kalau kita ikhlas,” ujar Kang Puji. Menurutnya, sebagai refleksi akhir tahun, sudah seharusnya Tabligh Akbar yang diselenggarakan oleh Republika ini mampu mendewasakan masyarakat Indonesia di tahun-tahun mendatang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement