Jumat 09 Dec 2016 03:39 WIB

ICMI Gelar Silaturahim Kerja Nasional

Rep: Fuji E Permana/ Red: Damanhuri Zuhri
Ketua Umum ICMI Jimly Asshiddiqie
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Ketua Umum ICMI Jimly Asshiddiqie

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Cendikiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) menyelenggarakan pembukaan Silaturahim Kerja Nasional (Silaknas) dan Sekolah Pemimpin Nasional ICMI Angkatan I di Hotel Discovery, Ancol, Jakarta Kamis (8/12) malam. Acara tersebut bertemakan Kepemiminan dan Penguatan Kelembagaan ICMI untuk Kesejahteraan Bangsa.

Ketua Umum ICMI, Prof Dr Jimly Asshiddiqie mengatakan, di dalam acara ini memuat tiga hal di antaranya, Milad ICMI ke-26, Silaturahim Nasional 2016 dan Sekolah Kepemimpinan. Di dalam pembukaan Silaknas juga diadakan penandatanganan MoU antara ICMI dengan berbagai lembaga dari berbagai sektor. MoU kerjasama tersebut diharapkan bermanfaat untuk kemaslahatan Bangsa Indonesia.

"Kita bersyukur, dalam satu tahun kepengurusan ICMI Periode 2015-2020, anggota ICMI di seluruh lndonesia kembali bergairah untuk menggerakkan roda organisasi," kata Prof Jimly saat memberikan sambutan di pembukaan Silaknas di Hotel Discovery Ancol, Kamis (8/12) malam.

Ia menerangkan, dari 34 provinsi yang ada di Indonesia, sudah lebih dari 15 kepengurusan baru Orwil yang telah dilantik di berbagai provinsi dengan susunan pengurus baru yang sangat antusias. Pengurus Orda tingkat kabupaten dan kota juga sudah mulai terbentuk. Kini, tiba gilirannya kepengurusan Orsat tingkat kecamatan dan di tiap-tiap kampus perguruan tinggi harus mulai digerakkan juga mulai tahun 2017.

 

Ia menjelaskan, langkah-langkah persiapan untuk terbentuknya kepengurusan-kepengurusan ICMI di berbagai negara sahabat, seperti di kawasan Amerika, Eropa, Asia, Australia, Timur Tengah dan lainnya juga akan Iebih dimantapkan pada tahun 2017.

Dalam beberapa kegiatan Internasional yang diselenggarakan beberapa waktu lalu, ICMI telah menandatangani program kerjasama riset dan pertukaran dengan Hartford Seminary USA. "Kerjasama tersebut terutama terkait dengan agenda kerukunan antar umat beragama," ujarnya.

Selain itu, dikatakan dia, ada program kerjasama dengan Yayasan Turki dalam rangka pengembangan program pertukaran dosen untuk riset dan pendidikan. Insya Allah program-program kerjasama tersebut dapat segera dilaksanakan dalam waktu dekat. Sementara, jaringan badan-badan otonom ICMI dengan ormas-ormas Islam Iainnya juga terus direvitalisasi.

Kemudian, kerjasama ICMI dengan organisasi cendekiawan Iainnya seperti Ikatan Sarjana Katolik, Persatuan lnteligensia Kristen Indonesia, Forum Komunikasi Cendekiawan Hindu Indonesia, Kesatuan Cendekiawan Buddhis Indonesia dan Cendekiawan Konghuchu Indonesia juga kembali akan dikembangkan untuk Indonesia bersatu.

"Demikian pula, MASIKA (Majelis Sinergi Kalam) sebagai sayap organisasi cendekiawan muda ICMI di bawah kepemimpinan Dr. Ferry Rizkiyansyah juga terus kembali direvitalisasi di berbagai daerah di seluruh Indonesia," jelasnya.

Di bidang pengembangan SDM, IPTEK dan dunia riset serta pendidikan tinggi, ungkap Jimly, program ICMI mulai kembali digerakkan. Termasuk upaya peningkatan kualitas riset dan pendidikan tinggi dengan dukungan beasiswa S2 dan S3 dalam dan luar negeri.

Bahkan, dikatakan dia, terlepas dari kontroversl mengenai ancaman agresifitas investasi China ke banyak negara termasuk di Indonesia. Dalam rangka melengkapi program pemerintah yang sudah ada, misalnya kerjasama dengan Pengurus Pusat INTI (Indonesia Tionghoa) pada semester kedua 2017.

"Nanti ICMI akan memulai program beasiswa S2 dan S3 ke beberapa universitas di Beijing dan negara Iain di Asia, terutama untuk menyongsong era kebangkitan Asia, dimana Indonesia, India dan China merupakan tiga pilar utama," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement