Selasa 09 Aug 2016 07:57 WIB

Tokoh Bahrain: Jangan Adu Domba Sunni Syiah

Kepala Pengadilan Tinggi Agama Kerajaan Bahrain, Dr Ibrahim Rasyid al-Muraikhi
Foto: Jatman
Kepala Pengadilan Tinggi Agama Kerajaan Bahrain, Dr Ibrahim Rasyid al-Muraikhi

REPUBLIKA.CO.ID, Kerajaan Bahrain, negara yang terletak di Teluk Persia ini, dikenal dengan kehidupan multikultural.

Meski mayoritas penduduknya didominasi Muslim sebanyak 81,2 persen menurut sensus 2011, namun di negara dengan sistem monarki konstitusional yang kini dipimpin oleh Raja Hamad bin Isa al-Khalifah ini, juga terdapat entitas agama lain.

Kristen sebanyak 9 persen dan sedangkan sisanya 9,8 persen mengamalkan agama lain, sepereti Yahudi, Hindu, dan Budha.

Bahrain juga dihuni oleh beragam suku, dari berbagai negara, seperti Iran, Asia Selatan, dan Asia Tenggara. Menurut Kepala Pengadilan Tinggi Agama Kerajaan Bahrain, Dr Ibrahim Rasyid al-Muraikhi, beragam entitas tersebut hidup saling berdampingan, hormat-menghormati, dan berinterakasi dalam harmoni. Ini tak terlepas dari karakter dan sejarah Bahrain yang terkenal inklusif.

 

“Toleransi di Bahrain terwujud dengan bagus,” katanya di sela-sela Konferensi Internasional Bela Negara Ulama Tarekat yang digelar oleh Jam’iyyah Ahl Tariqat al-Mu’tabarah Nahdlatul Ulama (Jatman) dan Kementerian Pertahanan di Pekalongan beberapa waktu lalu.

Wartawan Republika, Nashih Nashrullah, berbincang dengan Syekh al-Muraikhi seputar dinamika keagamaan di Bahraan dan kondisi umat dan dunia Islam masa kini. Berikut petikan wawancaraya: 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement