Sabtu 06 Aug 2016 15:10 WIB

Cerita Shamsi Ali dari Pesantren Sarapan Kecap Hingga Jadi Imam New York

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Teguh Firmansyah
Ustaz Shamsi Ali
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Ustaz Shamsi Ali

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG --  Presiden Nusantara Foundation, Shamsi Ali, mengunjungi Pondok Pesantren Subulussalam, salah satu lembaga pendidikan yang berada Kota Padang binaan dari Elhijab. Pondok Pesantren Subulussalam sendiri berada di dataran tinggi Lubuk Pandan, Padang Pariaman, Kota Padang, Sumatra Barat.

Kepada ratusan santri, orang tua dan warga sekitar yang hadir, ia membagikan kisah singkat perjalanan hidupnya, termasuk saat menjadi santri di salah satu pesantren di Sulawesi. Shamsi mengaku, semasa kecil ia termasuk anak nakal dan itu memang menjadi alasan utama orang tuanya menempatkannya di pesantren.

"Waktu itu orang tua ditawari sekolah khusus anak nakal, dan memang dulu itu pesantren seperti tempat untuk anak-anak nakal, jadilah saya di pesantren," kata Imam masjid di New York itu, Jum'at (5/8).

Ia pun mengungkapkan salah satu menu istimewa yang selama bertahun-tahun menjadi sarapannya semasa bersekolah di pesantren, yaitu nasi dan kecap. Namun, Shamsi mengaku sangat terkenang dengan lantunan doa yang kerap terucap dari mulut sang ibu dan meminta kepada Allah SWT agar mengubahnya.

Baca juga, Shamsi Ali: Umat Islam Harus Buka Mata Lihat Kondisi Dunia.

Doa itu tampaknya benar-benar dikabulkan karena Shamsi muda, ternyata terus mendalami ilmu agama dan memperdalam iman Islam dan taqwanya kepada Allah SWT. Terbukti, saat menginjak usia 18 tahun ia sudah diajak memperluas pengetahuan dan menimba ilmu di luar negeri, seperti Pakistan dan Arab Saudi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement