Jumat 12 Feb 2016 20:55 WIB
Kunjungan Delegasi Muslim Spanyol

Muslim Spanyol Selalu Menjauhi Perilaku LGBT

Rep: aldian wahya ramadhan/ Red: Muhammad Subarkah
  Tokoh muslim Spanyol Ibrahim Hernandez berbicara saat berkunjung ke harian Republika di Jakarta, Jumat (12/2).
Foto: Republika/ Musiron
Tokoh muslim Spanyol Ibrahim Hernandez berbicara saat berkunjung ke harian Republika di Jakarta, Jumat (12/2).

REPUBLIKA.CO.ID,

JAKARTA -- Wakil Presiden Masjid Sevilla Foundation Ibrahim Hernandez mengatakan,  sebagai muslim pihaknya memang telah memiliki posisi yang jelas ketika membahas isu Lesbian Gay Bisexual Transgender (LGBT).  Selain itu mereka pun tidak pernah mengikuti perilaku sesat tersebut.

‘’Kami punya sikap tersendiri dalam isu LGBT. Meski begitu Spanyol memang memiliki aturan terhadap hal-hal tersebut dan orang bebas melakukan apapun,’’ kata Hernandez, ketika berkunjung ke Kantor Redaksi Republika, Jumat (12/2).

Senada dengan Fernandez, Humas Masjid Sevilla Foundation Muhsin Sierra mengatakan di dalam melihat masalah LGBT  kaum Muslim di Spanyol itu seperti melihat orang tengah membangun rumah dari lubang jendela. Artinya, hanya melihat dari jauh tanpa bisa melakukan apa-apa.

‘’Yang pasti ajaran Islam tidak ada yang seperti itu,'' ujar dia.

Menurut dia, sebagai orang asli Spanyol yang dari nenek moyangnya telah memeluk agama Islam, pihaknya pun juga tidak terlalu risau dengan posisi kelompoknya sebagai kaum minoritas. Apalagi di Spanyol bias akibat sikap Islamofobia tidak begitu terasa.

‘’Spanyol berbeda dengan negara lain di Eropa seperti Belanda, Belgia, Prancis, atau Inggris, Di negara itu Islamofobia memang terasa dan menjadi bagian isu politik. Di tempat kami justru tidak begitu. Apalagi kami memang semenjak dahulu sudah memeluk agama Islam,’’ katanya.

Di samping itu katanya, keberadaan Muslim di Spanyol juga tak bisa dikait-kaitkan dengan isu terorisme. Sebab, yang selama ini membuat aksi kekerasan dan teror di Spanyol adalah gerakan politik Basque yang ingin membuat negara sendiri terpisah dari Spanyol.

‘’Bagi kami  Islam adalah transformasi jalan hidup. Islam mentransformasi cara berinteraksi dengan orang lain, bisnis dengan orang lain, menikah, mengasuh atau memberikan  kepada anak-anak, dan lainny. Artinya, Islam bukan seperti orang menilai seberapa bid'ahnya orang lain. Untuk itu setiap Muslim di manapun dia berada harus mampu menunjukkan perilaku yang baik seperti dicontohkan Rasulullah itu,’’ katanya Muhsin Sierra.

Muhsin menambahkan, pengikut Islam Spanyol sekitar lima persen atau sebanyak dua jua orang dari total jumlah penduduk Spanyol yang mencapai 40 juta orang. Mereka merupakan penduduk asli yang sudah menjadi Islam sebelum terjadinya penaklukan Spanyol oleh Pasukan Salib pada abad ke 13 M.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement