Rabu 13 Jan 2016 05:09 WIB

Dakwah Islam di Indonesia Santun dan Efektif

Dakwah
Foto: Dok. Republika
Dakwah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rabithah Alawiyah menggelar forum kajian ilmiah bertajuk "Wali Songo dan Indonesia sebagai Contoh Nyata". Pertemuan tersebut dihadiri oleh sejumlah habib dan ulama dari seluruh Indonesia dan mancanegara.

Pembicara utama dalam pertemuan tersebut yakni ulama besar dari Hadramaut, Yaman Habib Abu Bakar Al Masyhur. Dalam sambutan pembukaan acara yang akan berlangsung dari Selasa (12/1) hingga Kamis (14/1), ia memuji pelaksanaan dakwah Islam di Indonesia yang santun dan efektif.

"Adalah baik melanjutkan kembali apa yang telah dilakukan wali songo dan ulama terdahulu dalam melakukan dakwah," ujarnya.

Ia memuji, muslim Indonesia mampu tetap menjaga praktik dakwah tersebut dan mengembangkannya ke seluruh penjuru negeri.

Habib Abu Bakar mengatakan, Indonesia memiliki posisi strategis dalam menyampaikan citra Islam yang positif. Apalagi, ujarnya, dewasa ini terjadi kekacauan di negeri-negeri Timur Tengah.

Ketua Umum Rabithah Alawiyah Habib Zein Smith menyampaikan hal serupa. Ia berharap, dalam pertemuan yang diikuti 250 peserta itu dapat memperkaya pembahasan metode dakwah yang efektif khususnya di Asia Tenggara.

Dengan mengetengahkan metode dakwah wali songo, kata Habib Zein, hasilnya relatif berhasil tanpa pertumpahan darah.

Menurut Habib Zein, keberhasilan dakwah dapat melawan fitnah yang timbul di Timur Tengah dan belahan dunia lain. Ia mengatakan, pengaruh politik telah membuat umat Islam menjadi berkubu-kubu. "Kita adalah umat yang satu walau berbeda pendapat. Perbedaan adalah rahmat," ujarnya.

Habib Zein mengatakan, saat ini ada serangan pemikiran dari luar Islam. Serangan itu berupa paham liberal, budaya yang jauh dari nilai Islam, dan intervensi politik di sebagian negara Timur Tengah.

Sementara itu, ujarnya, ada pula serangan dari dalam umat Islam. Hal itu yakni pemikiran yang tidak menghormati pihak lain. "Perbedaan mazhab diperuncing dan mengalahkan kesadaran persatuan umat," ujarnya.

Hal-hal itu, menurut Habib Zein, justru memperlemah posisi umat Islam. Ia mengatakan, umat Islam menjadi mayoritas namun tidak memiliki kekuatan ekonomi dan politik. Umat Islam, ujarnya, terlal sibuk mengurusi perbedaan yang justru menghabiskan energi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement