Ahad 22 Nov 2015 14:11 WIB

CT Beberkan Rumus Muslim Enterpreneurship di Muktamar Persis

Rep: c35/ Red: Dwi Murdaningsih
Chairul Tanjung
Foto: Antara
Chairul Tanjung

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengusaha sukses Chairul Tanjung menilai Muslim di Indonesia perlu mengasah kemampuan enterpreneurship untuk memperbaiki kesejahteraan ekonomi masyarakat. Karena menurut dia masyarakat Indonesia khususnya umat Islam masih kurang memiliki jiwa enterpreneurship.

Dia menyebutkan bahwa beberapa rumus enterpreneurship tersebut harus dipenuhi jika ingin menjadi pengusaha sukses. Diantaranya adalah pandai membaca dan menangkap peluang. Kalau tidak ada peluang, maka kita sendiri yang harus menciptakan peluang tersebut. Selain itu kita juga harus bisa memprediksi tren yang akan berkembang di masa yang akan datang.

"Sepuluh tahun mendatang tren busana Muslim akan menjadi fenomena luar biasa. Bahkan perusahan besar H&M saja sekarang sudah mulai mengeluarkan produk busana Muslim. Itu karena mereka melihat ada peluang besar dari bisnis busana Muslim untuk saat ini dan masa depan," katanya dalam ceramah ekonomi di acara Muktamar XV Persis dan Muktamar XII Persistri, Jakarta, Sabtu (21/11).

Pria yang akrab disapa CT ini berharap agar Muslim di Indonesia harus bisa memadukan tiga prinsip enterpreneurship yaitu pragmatisme, idealisme, dan tata nilai (aspek religi). Prinsip pragmatisme yaitu harus menekankan pada keuntungan, faedah, dan manfaat. Kemudian untuk idelaisme yaitu harus tetap memperhatikan kepentingan masyarakat, bangsa dan negara. Lalu untuk prinsip religius atau tata nilai yakni tetap memperhatikan norma dalam masyarakat dan kaidah nilai-nilai Islam.

"Jika memadukan ketiga prinsip tersebut maka seorang Muslim dapat menjadi enterpreneur yang sukses di dunia dan akhirat," tuturnya.

Keseimbangan juga diperlukan dalam berbisnis. Diantaranya keseimbangan antara proses dengan hasil, keuntungan dengan kebermanfaatan, kepentingan pribadi dengan kepentingan masyarakat, tujuan jangka pendek dengan jangka panjang, hubungan sesama manusia dengan hubungam manusia dengan Tuhan. Keseimbangan tersebut, kata dia, juga akan menuntun kita sebagai umat Muslim agar sukses berbisnis dunia akhirat. Sehingga kita tidak perlu takut lagi akan mitos bahwa berbisnis adalah dekat dengan judi jika kita dapat menerapkan keseimbangan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement