Sabtu 01 Aug 2015 15:20 WIB
Muktamar Muhammadiyah

177 Orang Wakili Sumbar di Muktamar Muhammadiyah

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Indah Wulandari
Sejumlah tukang becak mengikuti Karnaval Muktamar Muhammadiyah di Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (1/8). Ribuan peserta mengikuti karnaval dalam rangka menyambut Muktamar ke-47 Muhammadiyah dan Muktamar Satu Abad Aisyiyah yang berlangsung 3-7 Agustus 201
Foto: ANTARA FOTO/Yusran Uccang
Sejumlah tukang becak mengikuti Karnaval Muktamar Muhammadiyah di Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (1/8). Ribuan peserta mengikuti karnaval dalam rangka menyambut Muktamar ke-47 Muhammadiyah dan Muktamar Satu Abad Aisyiyah yang berlangsung 3-7 Agustus 201

REPUBLIKA.CO.ID,PADANG -- Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatra Barat (Sumbar) memberangkatkan 177 perwakilan untuk menghadiri Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Makassar, Sulawesi Selatan.

"Kita yang berangkat 177 se-Sumbar. Ada penggembira 175 orang. Ada yg berangkat nanti, ada yang pake laut. Ikut jambore nasional," kata Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumbar Rusydi  AM, Sabtu (1/8).

Dikatakannya, muktamar dengan tagline Indonesia/Islam Nusantara ini, diharapkan dapat mensukseskan kepemimpinan Muhammadiah di masa depan. Selain itu, ia mengatakan, pada muktamar ke-47 ini, Muhammadiah ingin menyampaikan pola pikiran untuk Indonesia yang berkemajuan.

Ia menuturkan, Indonesia berkemajuan memiliki makna, segala bidang selalu dijiwai oleh agama. "Agama menjawab UUD kita, keseimbangan, kemajuan jasmani-rohani, mental-spiritual juga dalam pembangunan fisik," ujar Rusydi.

Menurutnya, keberhasilan pembangunan bermakna, ada keseimbangan antara kesatuan dan persatuan bangsa.

Sementara itu, Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumbar, Nurman Agus mengatakan, muktamar Muhammadiyah ke-47 ini akan membahas program-program lima tahun kedepan.

Nurman menuturkan, fokus Muhammadiyah yaitu untuk kepentingan umat, kemajuan bangsa serta mem-back up kepentingan umat di dunia pendidikan dan kesehatan. "Muhammadiyah tak bisa dilepaskan dari kepentingan umat. Karena Muhammadiyah lahir dari umat dan untuk kepentingan umat," jelasnya.

Pada awal berdiri, ujar Nurman, merujuk pendiri Muhammadiyah yaitu, KH Ahmad Dahlan, hanya ada empat majelis yang ada. Yaitu, home based school Muhammadiyah ihwal pendidikan. Kedua, home based school Muhammadiyah ihwal bagian pustaka. Lalu,  ihwal PKU atau penolong kesejahteraan umum. Serta, ihwal bidang sosial, yaitu dengan mendirikan pusat pendidikan, panti asuhan dan rumah sakit.

"Ide awalnya hanya empat itu, dirumuskan. Dari keempat itu, berkembang sampai sekarang" imbuhnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement