Jumat 24 Jul 2015 19:57 WIB
Muktamar NU

Ketum PBNU: Muktamar Bukan Ajang Kampanye

Rep: c30/ Red: Agung Sasongko
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj (Kiri) didampingi Ketua Steering Committee Panitia Muktamar NU ke-33 Slamet Effendy Yusuf (tengah) memberikan keterangan terkait laporan akhir persiapan pelaksanaan Muktamar NU di Kantor PBN
Foto: Republika/Prayogi
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj (Kiri) didampingi Ketua Steering Committee Panitia Muktamar NU ke-33 Slamet Effendy Yusuf (tengah) memberikan keterangan terkait laporan akhir persiapan pelaksanaan Muktamar NU di Kantor PBN

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panitia Muktamar PBNU ke-33 menyatakan tak lagi memajang foto-foto calon ketum. Panitia berharap para peserta muktamar fokus materi yang dibahas.

Ketua Steering Committee Panitia Muktamar NU ke-33 Slamet Effendy Yusuf mengatakan, begitu banyak materi yang perlu dibahas bersama dalam ajang muktamar. Karena itu, jauh lebih bermanfaat membahas materi ketimbang mendatangi pertemuan di luar materi yang justru hanya akan membuat orang tersebut tertinggal pembahasan.

Kiai Slamet meyakini muktamar akan sukses dan berjalan lancar. Dalam segi pengamanan juga telah disiapkan dan diatur sedemikian rupa. Ada pengamanan dari banser, Pagar Nusa, serta bekerja sama dengan kepolisian. “Ini supaya tidak menjadikan muktamar sebagai ajang kampanye,” ujarnya.

Sementara Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj menyatakan NU bukan partai politik. Menurutnya, NU merupakan organisasi keagamaan dan kemasyarakatan yang bergerak di bidang dakwah dan pendidikan. “Kita ingin membangun masyarakat yang cerdas, bermartabat, sadar hukum, membangun bangsa yang penuh dengan kasih sayang dan dihormati bangsa lain,” ujar Kiai Said.

Untuk itu, Kiai Said menjelaskan tidak benar jika muktamar ini juga dianggap sebagai persaingan antara pendukung saat pemilihan presiden kemarin. Ia juga menegaskan, jika dirinya tidak pernah memberikan himbauan pada anggotanya untuk memilih satu kandidat.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement