Rabu 01 Jul 2015 15:34 WIB

Pikat Turis Muslim, Thailand Luncurkan Aplikasi Halal Tourism

Rep: c 38/ Red: Indah Wulandari
Halal Tourism Thailand
Foto: chiangmai-chiangrai.com
Halal Tourism Thailand

REPUBLIKA.CO.ID,BANGKOK -- Pemerintah Thailand telah mengembangkan aplikasi smartphone baru untuk membantu turis Muslim menemukan masjid dan restoran halal di negara-negara Asia. Ini makin membuktikan komitmen berbagai negara dalam mengakomodasi wisatawan Muslim.

“Ini saat yang sangat istimewa dan bersejarah bagi kami. Peluncuran ini menandai strategi baru untuk memperkuat posisi Thailand sebagai destinasi ramah Muslim (Muslim-friendly),” kata Plt Gubernur Torism Authority of Thailand (TAT) Juthaporn Rerngronasa dilansir dari onislam.net, Rabu (1/7).

Diluncurkan Senin (30/6) kemarin, aplikasi ini dapat digunakan baik dalam sistem IOS maupun Android. Piranti ini akan membantu Muslim menemukan masjid, hotel, dan pusat perbelanjaan yang menyediakan tempat sholat dan restoran halal.

Menurut Juthaporn, industri pariwisata negara itu masih belum pulih dari bencana tahun 2014 ketika kudeta militer dan demonstrasi besar-besaran membawa dampak serius pada industri. Hal ini menjadi bagian dari kampanye Thailand untuk menarik lebih banyak wisatawan Muslim.

 

Juthaporn juga melihat peningkatan minat investor dalam mengembangkan hotel dan pariwisata halal. Hal itu dinilainya positif karena akan menciptakan lapangan kerja bagi generasi muda Thailand.

Muslim Thailand membentuk kurang lebih lima persen dari total populasi Thailand yang sebagian besar beragama Buddha. Kebanyakan Muslim tinggal di daerah pedesaan. Pattani, Yala, dan Narathiwat adalah satu-satunya provinsi mayoritas Muslim di negara itu.

Pasar wisatawan Muslim secara global diperkirakan akan mencapai 200 miliar dolar pada tahun 2020 atau 13,5 persen dari total keseluruhan. Jumlah ini naik dari 140 miliar pada tahun 2013.

Hampir sama dengan itu, sebuah studi yang dilakukan di 47 negara baru-baru ini menemukan bahwa pengeluaran wisatawan Muslim tumbuh lebih cepat dari tingkat global. Pada tahun 2020 diperkirakan akan mencapai 192 miliar dolar AS, naik dari 126 miliar dolar AS pada tahun 2011.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement