Ahad 21 Jun 2015 15:15 WIB

Sumber Khusyuk dari Hati dan Pikiran

Rep: c 93/ Red: Indah Wulandari
Shalat khusyuk (ilustrasi).
Foto: blog.uns.ac.id
Shalat khusyuk (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sumber rasa kekhusyukan dalam beribadah ternyata berasal dari hati dan pikiran umat Islam.

“Khusyuk itu terletak pada hati dan pikiran juga melibatkan keikhlasan yang nantinya akan melahirkan ketaatan. Jadi, ibadah yang dibarengi khusyuk dan taat itu, ikhlas namanya,” kata Sekretaris Jenderal Dewan Mesjid Indonesia Pusat (Sekjen DMI) Imam Addarruquthni, Ahad (21/6).

Imam berpendapat, untuk mencapai tingkat kesempurnaan khusyuk dalam beribadah di bulan suci Ramadhan, hati harus bisa mengalahkan pikiran. Sehingga, lanjut dia, kemauan harus lebih dominan daripada keinginan.

 

“Kemauan itu hidup dalam hati dan keinginan itu hidup dalam pikiran. Kemauan murni datangnya dari dalam diri sedangkan keinginan datang dari luar dan biasanya bersifat nafsu. Sehingga, kalau keinginan yang lebih kuat berarti belum khusyuk ibadahnya” ujar dia.

 

Lebih jauh ia memaparkan, hasil menjalani puasa Ramadhan itu akan terlihat setelah Ramadhan berakhir. Jika orang-orang menjalani ibadah puasa Ramadhan dengan kekhusyukan, maka perubahan dalam dirinya pun akan ke arah yang lebih baik.

 

“Kalau setelah Ramadhan itu korupsi malah merajalela, kejahatan merajalela, berarti menjalankan ibadah puasanya hanya mekanis saja dan tanpa disertai kekhusyukan,” tambah dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement