Sabtu 13 Jun 2015 22:34 WIB

Bimbing Pedagang Pasar, BMT UMY Luncurkan Program Nginep

Rep: Yulianingsih/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Kampus UMY
Kampus UMY

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- BMT Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) genap berusia 4 tahun pada Juni 2015 ini. Pada peringatan milad ke 4, BMT milik UMY ini meluncurkan program baru berupa program Nginep atau kepanjangan dari Ngaji Neng Pasar (ngaji di pasar) di aula Masjid Kampus UMY, Sabtu (13/6).

Suharyono, ketua panitia milad BMT UMY mengatakan, selain karyawan dan mahasiswa UMY, nasabah terbanyak BMT tersebut adalah para pedagang pasar. Namun setelah dilakukan survei ternyata banyak sekali para pedagang pasar tradisional di DI Yogyakarta yang belum lancar baca tulis Alqur'an. Bahkan ada yang belum bisa sama sekali.

"Karena itu selain melakukan pendampingan ekonomi kita juga tergerak untuk pendampingan ibadahnya terutama baca tulis Alquran," katanya, Sabtu.

Melalui program Nginep tadi, pihaknya akan mengirim ustad/ustadzah untuk mengajar baca tulis Alquran pada para pedagang tersebut. "Tentunya setelah mereka selesai berdagang," katanya.

Sementara itu Manajer BMT UMY, Cahyo Halim Istiqlal mengatakan, program nginep ini digelar bekerjasama dengan Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam (LPPI) UMY.  "Para pedagang kita kelompokkan masing-masing 10 orang satu kelompok diampu oleh satu ustad/ustadzah," katanya.

Program ini sementara akan digelar di Pasar Niten Bantul dan Pasar Mlati Sleman. Setelah itu akan mengyusul di Pasar Gamping dan Sleman Kota. Antusias pedagang mengikuti program ini juga cukup besar sebab dari target dua kelompok setiap pasar ternyata yang mendaftar mencapai 3 kelompok.

Selain program nginep BMT UMY juga meluncurkan program bina mualaf. Program ini bekerjasama dengan Mualaf Center Indonesia (MCI) Yogyakarta. "Kita melakukan pendampingan ekonomi berupa pembiayaan kegiatan produktif bagi para mualaf," katanya.

Menurutnya, selama ini banyak mualaf yang sering dikucilkan keluarganya saat awal menjadi muslim. Mereka membutuhkan bantuan bukan hanya moral namun juga materiil agar mandiri. Karenanya BMT siap mengucurkan dana pinjaman modal usaha bagi para mualaf ini di Yogyakarta. Jumlah mualaf di Yogyakarta sendiri menurutnya cukup banyak.

Mardlianti Siwi Purnami, akunting BMT UMY menyebutkan bahwa sejak berdiri empat tahun lalu perkembangan BMT milik UMY ini cukup pesat. Dari modal awal sekitar Rp 200 juta di 2011, kini total aset BMT tersebut mencapai Rp 14 milyar dengan dana pihak ketiga Rp 13 milyar dan kredit Rp 10 milyar.

"Jumlah anggota kami sudah mencapai 2.600 orang," katanya. Tahun ini BMT tersebut berencana membuka cabang pembantu di wilayah Sleman melangkapi kantor kas di Kauman dan kantor pusat di kampus UMY.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement