Kamis 23 Oct 2014 11:37 WIB

Tahun Baru Islam tak Perlu Larut Dalam Seremonial

Rep: C 78/ Red: Indah Wulandari
Salah satu bentuk acara memperingati Tahun Baru Islam. Ilustrasi.
Foto: Antara
Salah satu bentuk acara memperingati Tahun Baru Islam. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA—Dalam hitungan hari, yakni pada 25 Oktober 2014 mendatang, umat Islam akan menyambut tahun baru Hijriyah. Umat Islam diimbau agar memaknai hari tersebut sebagai sarana introspeksi diri, bukan bersifat seremonial belaka.

“Tanggal 1 Muharram adalah momen hijrah Rasulullah dan umatnya dari kondisi yang buruk ke arah yang baik, dan dari kondisi baik ke arah yang lebih baik,” kata Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama (Kemenag) Muchtar Ali, Kamis (23/10).

Dari aspek kesejarahan itulah, kata dia, umat Islam harus memanfaatkannya sebagai sarana pengingat untuk senantiasa berintrospeksi setiap hari.

Jika pun ada inisiatif dari seseorang atau kelompok masyarakat untuk melakukan seremonial, Muchtar menyarankan, tak perlu larut dalam pestal yang berujung pada kelalaian dalam mengingat Allah.

“Kegiatan seremonial tahun baru Islam harus dilanjutkan dengan berkaca diri, muhassabah, dan introspeksi,” tuturnya.

Kegiatan muhassabah tersebut bisa dilakukan di awal hari yakni waktu Shubuh, dan ditututp pada malam hari di waktu Isya, secara berulang-ulang setiap hari.     

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement