Jumat 04 Apr 2014 11:30 WIB

Undip Semarang Siap Dampingi ACT Dalam Riset Kemanusiaan

Universitas Diponegoro (Undip)
Foto: undip.ac.id
Universitas Diponegoro (Undip)

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Lembaga Kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) menggandeng Universitas Diponegoro (Undip) Semarang untuk mendukung riset penanggulangan krisis kemanusiaan.

Direktur Perencanaan Strategis Humanity Network Department ACT, Sri Eddy Kuncoro mengatakan selama ini riset perencanaan kerja ACT dikelola secara mandiri.

"Jika berfikir jangka panjang, hal itu perlu ditingkatkan," kata Edy pasca pertemuan dengan Rektor Universitas Diponegoro, diwakili Prof Dr Heru Susanto, ST.MM.MT, selaku pimpinan Laboratorium Terpadu Undip.

Menurut Ikun, sapaan akrab Sri Eddy Kuncoro, kerjasama dengan kampus dalam hal riset, membuat perencanaan memiliki dimensi yang lebih luas.

“Kita bisa menyiapkan perencanaan dalam fase yang komplet. Kita bisa bekerjasama di fase prediksi terutama menyangkut peringatan dini atau mitigasi berbagai bencana” ujar Ikun.

Mewakili Rektor, Prof Dr rer.nat. Heru Susanto, ST.MM.MT, mengungkapkan sambutan positif ajakan kolaborasi dari sisi riset untuk mendukung berbagai kerja kemanusiaan.

Heru menegaskan, pihaknya tidak bisa beraksi seperti ACT, hadir di berbagai wilayah kriris kemanusiaan. “Energi kami akan terkuras kalau bekerja seperti ACT. Konsentrasi kami pada kajian dan pendalaman ilmiah. Jadi, kami sadar dan mengambil peran di sisi riset," kata Heru. Namun kerja riset bukan kerja instan. Jadi tidak bisa terburu-buru.

Perbincangan hangat kedua institusi melahirkan beberapa hal penting sebagai dasar disusunnya kesepakatan sinergi.

Selain memimpin Membrane Research Center (MeR-C), Heru Susanto juga Sekretaris Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Undip, dan ketua Pusat Studi Mitigasi Bencana. Heru siap menyinergikan berbagai hal demi kemanusiaan.

Menerima respons positif Undip, Direktur Komunikasi ACT Iqbal Setyarso menyatakan, ini dukungan yang sangat bernilai. “ACT kian sadar untuk menarik pelajaran dari berbagai pengalaman penanggulangan krisis," ujarnya.

Kampus sebagai gudang sumberdaya intelektual dan periset, menjadi lini penting kerja-kerja kemanusiaan. Penanggulangan bencana, ungkap Iqbal kerap berulang kasusnya, maka sangat bermanfaat jika bisa diteliti dari berbagai aspeknya dan hasilnya menjadi dasar penanganan yang lebih baik pada masa mendatang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement