Sabtu 22 Mar 2014 18:46 WIB

Evaluasi Diri Tiada Henti (2-habis)

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti / Red: Chairul Akhmad
Ilustrasi
Foto: Alifmusic.net
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Agar proses muhasabah berimbang, muhasabah memang sulit dilakukan seorang diri. Mereka dapat melakukan muhasabah secara bersama-sama dengan temannya atau keluarganya.

Bila sulit, maka buatlah daftar tentang rententan kegiatan Anda. Meliputi kegiatan harian, pekanan, bulanan, bahkan tahunan. “Sehingga, diakhir dapat dengan mudah dievaluasi,” ujar Satori.

Sedangkan untuk pemerintah, muhasabah yang dilakukan adalah merenungi hal yang sudah diperbuat untuk rakyatnya.

Jangan sampai hanya membuat panggung hiburan, tetapi tidak mengerti makna sebagai pemimpin adalah untuk menyejahterakan dan membangun masyarakat agar menjadi pribadi dan bangsa yang kuat. Dia pun menunjuk pentingnya peran ulama dalam upaya penyadaran tersebut. 

Ketua Yayasan Khazanah Kebajikan Ustaz Najmuddin Shiddiq mengatakan, ketika Muslim memanjatkan syukur dan doa kepada Allah SWT, Allah akan senang dan akan terus menambah nikmatnya.

Bersyukur, berdoa, dan berzikir dapat dilakukan sambil bermuhasabah. Menghitung, apakah ada yang kurang dalam ibadah. “Jangan-jangan ibadah kurang sempurna dan tidak diterima Allah SWT,” ujarnya.

Muhasabah yang ideal dilakukan ketika shalat Tahajud. Waktu Tahajud adalah waktu yang intim dengan Sang Pencipta. Saat itu, Muslim dapat meminta dan bahkan secara jujur mengevaluasi ibadah yang selama ini dijalankan sudah benar atau belum sudah pas atau bahkan kurang.

Selain Tahajud, bermuhasabah dapat dilakukan dengan membaca Alquran, zikir, dan berpikir. Namun, saat ini memang banyak orang yang tidak memilih bermuhasabah. Hal itu karena mereka lebih cinta dunia daripada akhirat.

Dia pun mengingatkan, guna memunculkan kesadaran bermuhasabah, hendaknya ulama aktif memberikan penyadaran dan memaksimalkan fungsi majelis-majelis taklim, salah satunya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement