Ahad 05 Jan 2014 13:45 WIB

Kemenpera Bangun Rusunawa untuk Pesantren

Pendidikan di pondok pesantren (ponpes)
Foto: Damanhuri/Republika
Pendidikan di pondok pesantren (ponpes)

REPUBLIKA.CO.ID, SAMPANG -- Pondok pesantren merupakan sarana pendidikan tertua di Indonesia. Sayangnya masih banyak  pondokan para santri itu kondisinya  mengenaskan. Karena  itulah pondok pesantren menjadi perhatian khusus Kementerian Perumahan Rakyat untuk diperbaiki menjadi lebih layak huni dan bagus.

Menurut Menpera, Djan Faridz, pendidikan pondok pesantren sudah ada sejak jaman penjajahan. "Saat ini kita punya 27 ribu ponpes di seluruh indonesia. Kondisi asramanya jauh dari layak huni," kata Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz saat meresmikan Rusunawa pesantren di Pondok Pesantren Al-Ihsan II, Omben, Sampang, Madura, Jumat (4/8).

Djan mengaku telah berkeliling Indonesia untuk melihat kondisi pesantren dari dekat. Saat baru ditunjuk sebagai menteri, dia langsung turun ke ponpes-ponpes di seluruh pelosok daerah. Ternyata kondisinya masih banyak yang memprihatinkan. Kamar tidurnya sempit, ruangan kecil diisi banyak santri. "Mereka tidur umpel-umpelan. Bayangkan, ukuran 3 x 4 meter persegi diisi 20 santri," papar Djan dalam siaran persnya, Ahad (5/1).

Djan pernah mendapati sebuah pesantren dengan jumlah santri mencapai 18 ribu. Fasilitas MCK-nya di empang dan ironisnyapun harus antre.  Tidur, tempat solat dan tempat berlajarnya di mushollla. Mereka juga tidak dipungut bayaran. "Nah, Kalau bukan pemerintah yg memperhatikan pondok pesantren, siapa lagi," tandasnya.

Anggaran untuk perbaikan pondok pesantren pun sangat minim. Sebelum jadi menteri perumahan, lanjut Djan, anggaran setahun hanya cukup untuk perbaikan delapan pondok pesantren. Djan pun berusaha meyakinkan Presiden SBY bahwa pendidikan pesantren harus mendapat perhatian ekstra. Upayanya berhasil.

Sejak 2012, anggaran bantuan pembangunan pondok pesantren berupa rusunawa yang semula hanya cukup untuk 8 ponpes,  melesat menjadi 300 pembangunan Rusunawa pesantren. Yang semula anggarannya hanya 900 miliar di 2011, di 2014 mencapai 4,6 triliun rupiah. "Insya Allah di 2014 bertambah menjadi 400 pesantren," ujar Djan.

Menurut Djan, pendidikan pesantren itu, selain murah, sebenarnya kualitas pendidikannya tak kalah bagus dengan pendidikan formal. "Karena itu kita bantu pembangunan pondokannya berupa Rusunawa.  Dengan kualitas pondokan yang bagus akan meningkatkan pendidikan yang bagus pula. Meski pendidikannya masih berpegang pada tradisi, tapi lebih terlihat moderen," jelasnya.

Untuk Kabupaten Sampang, Djan berencana akan membangun rusunawa di tujuh pesantren di 2014. "Untuk keseluruhan Jawa Timur akan dibangun 175 twinblok dengan nilai mencapai 600 miliar rupiah," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement