Rabu 28 Aug 2013 10:17 WIB

Innalillah, KH Muhammad Salman Dahlawi Tutup Usia

Rep: Edy Setyoko/ Red: Heri Ruslan

REPUBLIKA.CO.ID, KLATEN -- Kabut duka menyelimuti Pondok Pesantren Al Manshur, Popongan, Tegalgondo, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten, Jateng. Seorang mursyid yang juga pengasuh pondok yang juga mahaguru/Thariqah Naqsyabandiyah Khalidiyah Mujaddadiyah, KH Muhammad Salman Dahlawi, berpulang ke rahmatullah.


Almarhum meninggal tepat pukul 17.45 WIB, Selasa (27/8) pada usia 78 tahun. Ia sempat menjalani perawatan intensif di RSI (Rumah Sakit Islam) Yarsis Surakarta, karena mengalami gangguan pencernaan. 

Menurut Drs KH Muhammad Dian Nafi, Pengasuh Pondok Pesantren Al Muayyad, Windan, Pabelan, Kartosuro, Sukoharjo, Almarhum sempat mengalami gangguan pencernaan sejak 17 Agustus lalu. Sehingga sempat dirawat di RS PKU Muhammadiyah, Delanggu, Klaten. Sehari kemudian, pindah perawatan ke RSI Yarsis Surakarta untuk dirawat intensif. ''Pada Selasa (27/8) pukul 12.00 WIB kondisi almarhum semakin menurun,” katanya.

Kedatangan jenazah Mbah Salman, begitu sapaan akrab almarhum di lingkungan Pondok Al Mansyur, disambut kerabat dan sanak keluarga, santri, dan ratusan jamaah. Isak tangis dan duka mendalam tampak terasa, begitu jenazah almarhum tiba di rumah duka.

Salat jenazah berlangsung silih berganti. Sejak jenazah tiba, berpuluh-ratus kali ditunaikan salat jenazah sejak malam, hingga tadi pagi. Lantunan kitab suci Alquran berjamaah menggema. Ratusan santri mengaji sejak malam hingga esok hari nyaris tiada henti.

Ribuan pelayat datang berduyun-duyun dari pelbagai penjuru. Kebanyakan kaum nadliyin dari kawasan Pantura Jateng dan Jatim. Mulai dari Kudus, Rembang, Jepara, Cepu. Juga dari sejumlah pesantren dari kawasan Jatim. Kaum nadliyin dari Yogyakarta, Sleman, Magelang, Wonosobo, Purbalingga, dan sebagainya, turut berdatangan.

Ribuan orang tampak berkumpul di kompleks Ponpes Al Manshur, sejak pagi. Pemakaman direncanakan pukul 13.00 WIB dikomplek pemakaman keluarga Pondok Al Mansyur. Saking banyaknya pelayat yang berdatangan, jalur Solo-Yogyakarta sempat macet. 

Mbah Salman dikenal sebagai ulama kharismatik. Ia lahir dari pasangan KH Muhammad Muqri Kafrawi-Masyu'ah. Almarhum mengajar sejak usia 18 tahun. Menurut KH M Dian Nafi, almarhum pernah belajar di Pesantren Al Muayyad, Mangkuyudan, Solo dibawah asuhan KH Ahmad Umar Abdul Manan. Kemudian, melanjutkan mengaji ke Pondok Pesantren Watucongol, Magelang asuhan KH M Dalhar, dan Pesantren Kediri asuhan KH Zainuddin. Ia juga tamatan Madrasah Sunniyah, Keprabon, Solo. ''Almarhum pernah belajar kepada salah salah guru dan ulama yang disegani, Sayyid Muhammad Al Maliki Al Hasani dari Arab Saudi,'' kata KH M Dian Nafi.

Almarhum di Nahdatul Ulama (NU) dipercaya sebagai anggota majelis Ifta' atau fatwa di Jamiyyah Ahlit Thariqah Al Mu'tabarah An Nahdliyah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement