Selasa 06 Aug 2013 20:13 WIB

'Indonesia Perlu Belajar ke AS Soal Mualaf'

Rep: Agung Sasongko/ Red: Hafidz Muftisany
Mualaf asal Belanda, Mike Clercy usai membacakan sahadat di Masjid Sunda Kelapa, Jakarta
Foto: Republika/ Aditya
Mualaf asal Belanda, Mike Clercy usai membacakan sahadat di Masjid Sunda Kelapa, Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia masih perlu belajar dakwah ke ekspatriat dari negara luar semisal Amerika Serikat (AS). Pendiri Mualaf Center Indonesia, Indra Wibowo mengatakan banyak lembaga yang bersedia membantu mualaf di negeri Paman Sam itu.

Seperti misal Muslim Education and Convert Central of America (MECCA) atau Consultae of American Relief (CAIR). Organisasi-organisasi ini memilii respon yang cepat.  “Mereka perhatian sekali dengan nasib mualaf,” kata dia kepada ROL, Selasa (6/8).

Dalam waktu dekat, Indra mengungkap, akan disiapkan satu mekanisme penyempurnaan dimana pemantauan akan dilakukan intensif. Selain itu, mereka yang dititipkan diharapkan bisa membentuk jaringan sendiri yang pada akhirnya akan ambil bagian dalam dakwah Islam.Memang tidak semua mualaf dititipkan.

Sebagian lainnya dibimbing secara privat sebelum secara regular diikutkan dalam pembinaan di Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK) dan tempat pembinaan lainnya. “Untuk akidah dan tauhid memang harus diperkuat dulu."

 

Penguatan ini dilakukan guna menghilangkan kepercayaan lama sehingga bisa mencintai Islam lebih dalam. Setelah itu, mualaf bisa belajar di tempat lain.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement