Sabtu 23 Feb 2019 22:56 WIB

JK Sarankan Materi Khotbah 60:40 Keagamaan dan Pengetahuan

materi khutbah atau ceramah sebaiknya juga diisi materi pengetahuan umum.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Andi Nur Aminah
Wapres Jusuf Kalla Silaturahmi Gawagis Nusantara: Wakil Presiden RI Jusuf Kalla saat memberi sambutan di hadapan kiai muda dari berbagai daerah di Indonesia yang mengikuti Forum Silaturahmi Gawagis Nusantara di Hotel Wyndham Surabaya, Sabtu (23/2).
Foto: Dok Setwapres
Wapres Jusuf Kalla Silaturahmi Gawagis Nusantara: Wakil Presiden RI Jusuf Kalla saat memberi sambutan di hadapan kiai muda dari berbagai daerah di Indonesia yang mengikuti Forum Silaturahmi Gawagis Nusantara di Hotel Wyndham Surabaya, Sabtu (23/2).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wakil Presiden RI Jusuf Kalla mengajak para kiai muda berperan dalam menyusun materi khotbah dan ceramah keagamaan di masjid atau mushala. Menurut JK, tidak hanya berisi materi keagamaan, materi khutbah atau ceramah sebaiknya juga diisi materi pengetahuan umum.

Hal itu disampaikan JK di hadapan sekitar seribu kiai muda dari berbagai daerah di Indonesia yang mengikuti Forum Silaturahmi Gawagis Nusantara di Hotel Wyndham Surabaya, Sabtu (23/2). "Itu kalau kita atur ceramahnya, kita atur khotbahnya, bisa jadi pesantren mini. Jadi masjid diatur bagaimana (materi khutbah). Saya kan ketum dewan masjid, maka saya anjurkan seperti itu," kata JK.

Baca Juga

Menurut JK, idealnya komposisi materi ceramah atau khutbah, 60 persen keagamaan dan 40 persen berisi pengetahuan. Baik pengetahui ekonomi, pendidikan dan kesehatan.

Saat ini, JK menilai dibutuhkan penceramah yang juga memahami masalah-masalah terbaru, yang bisa dipahami generasi muda. Dengan begitu, generasi muda bisa mengimplementasikannya dalam kehidupannya. "Yang memahami generasi muda lainnya, tentu kita tidak berkhutbah dengan menakutkan saja, tidak hanya bicara tentang surga dan neraka saja. Tapi kemajuan itu bisa dicapai, bagaiamana pertanian dicapai," kata JK.

Oleh karena itu, JK menganjurkam khotbah itu 60 persen agama, 40 persen pengetahuan umum kesehatan, pendidikan dan sebagainya," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement