Kamis 21 Feb 2019 15:25 WIB

IBF Momen Akrabkan Anak-anak dengan Buku

IBF penting untuk mengingatkan semua orang akan pentingnya buku.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Gita Amanda
Jelang Gelaran IIBF 2019. Wakil Ketua Panitia IBF 2019, Syahruddin El Fikri menyampaikan paparan saat technical meeting International Islamic Book Fair (IIBF) 2019 di Jakarta, Rabu (30/1/2019).
Foto: Republika/ Wihdan
Jelang Gelaran IIBF 2019. Wakil Ketua Panitia IBF 2019, Syahruddin El Fikri menyampaikan paparan saat technical meeting International Islamic Book Fair (IIBF) 2019 di Jakarta, Rabu (30/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) memandang positif kegiatan Islamic Book Fair (IBF) yang diselenggarakan di Jakarta Convention Center (JCC) pada 27 Februari-3 Maret 2019. ICMI menilai momen IBF bisa dijadikan kesempatan untuk mendekatkan dan mengakrabkan anak-anak dengan buku.

Ketua Umum ICMI, Prof Jimly Ashiddiqie mengatakan, masyarakat bisa mengajak anak-anak mengunjungi IBF. Sebab IBF adalah momen untuk mendidik, mendekatkan dan mengakrabkan anak-anak dengan buku. Jangan sampai anak-anak hanya dekat dengan gadget saja.

Baca Juga

"Sekali-kali ajak anak-anak melihat buku, jadi (pameran buku) bagi masyarakat penting sekali, kita dukung (pameran buku)," kata Jimly kepada Republika.co.id, Kamis (21/2).

Menurutnya, akan lebih bagus kalau pameran buku diselenggarakan beberapa kali dalam setahun, misalnya diselenggarakan saat hari-hari besar. Sebab melalui buku, masyarakat Indonesia bisa semakin melek literasi.

Ia menerangkan, jadi kehadiran pameran buku seperti IBF penting untuk mengingatkan semua orang akan pentingnya buku. Karena buku adalah kebutuhan hidup, maka IBF penting diselenggarakan secara rutin untuk memudahkan masyarakat mencari buku.

"Maka harus dibangkitkan kesadaran semua orang bahwa buku adalah kebutuhan hidup, buku adalah jendela peradaban, jendela pengetahuan," ujarnya.

Jimly juga berpandangan, pameran buku seperti IBF harus mendapatkan dukungan pemerintah dan berbagai pihak. Kalangan industri perbukuan juga harus memanfaatkan momen IBF untuk turut memeriahkan pameran buku.

Menurutnya, promosi buku dan peningkatan minat baca buku akan berdampak luas pada peningkatan konsumsi buku. Maka akan mendorong berkembangnya industri perbukuan.

"Semua industri perbukuan termasuk perusahaan, percetakan, penerbitan dan toko buku, semua punya kepentingan untuk memperluas konsumen buku, maka makin besar konsumsi buku, makin meningkat literasi masyarakat," jelasnya.

Jimly juga berpandangan, semua buku sama, baik buku Islam atau buku umum. Sebab buku tentang apapun dibutuhkan, terlepas dari perbedaan ras, agama, etnis dan golongan. Artinya buku-buku yang menceritakan strategi musuh pun perlu dibaca, tidak hanya membaca buku-buku Islam saja.

Ia memberi saran agar di masa yang akan datang ada pameran buku umum, semua buku ada di sana. Tapi IBF yang sudah diselenggarakan rutin harus tetap didorong dan didukung.

"Semua kegiatan yang berbentuk promosi buku dan kehidupan perbukuan untuk mendorong berkembangnya industri buku, itu harus dirasa sebagai kebutuhan, jadi kewajiban semua untuk mensukseskan (pameran buku)," terangnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement