Jumat 25 Jan 2019 22:12 WIB

Wamenlu RI: NU-Muhammadiyah Contoh bagi Dunia

Kedua ormas Islam terbesar ini sukses gabungkan keislaman dan kebangsaan.

 Wakil Menlu AM Fachir
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Wakil Menlu AM Fachir

REPUBLIKA.CO.ID, YOGKARTA—  NU dan Muhammadiyah tetap harus menjadi perekat kebhinekaan, dan di saat yang sama harus menunjukkan kepada dunia bahwa Islam di Indonesia bukanlah agama yang intoleran namun sebaliknya adalah agama yang mampu menjaga pluralitas. 

Pernyataan tersebut disampaikan Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia, AM Fachir, saat memberikan pidato kunci dalam Seminar Internasional bertajuk "Islam Indonesia di Pentas Global: Inspirasi Damai Nusantara untuk Dunia" di Balai Senat, UGM, Yogyakarta, Jumat (25/1).   

Menurut Fachir, NU dan Muhammadiyah merupakan dua organisasi Islam terbesar di dunia yang terbukti mampu menyatukan antara konsep keumatan dan kebangsaan atau keislaman dan nasionalisme sekaligus.

Hal itu, perlu terus dirawat sebab belakangan ini ada nuansa mempertentangkan kedua aspek tersebut.

"Dalam sejarah Indonesia para pendiri bangsa kita telah memutuskan bahwa nasionalisme dan ke-Islaman dapat berjalan beriringan," kata dia.

Menurut dia, tidak banyak negara yang mamapu merawat aspek keumatan dan ke-Islaman berjalan beriringan. Banyak negara Islam di Timur Tengah yang mengalami konflik perang saudara tak berkesudahan karena gagal merawat kesatuan bangsa sekaligus menyatukan kedua aspek tersebut.

"Kepentingan ekonomi dan politik jangka pendek jangan sampai menggerogoti persatuan bangsa Indonesia yang kita perjuangkan selama ini," kata dia.

Selain menyemai wajah Islam yang rahmatan lil alamin, menurut Fachir, Indonesia bahkan dapat menjadi model peradaban sekaligus pusat pendidikan Islam terbesar di dunia. 

"Indonesia harus menjadi kiblat pendidikan Islam. Itulah mengapa kita mendirikan Universitas Islam Internasional Indonesia. Ini adalah kerja besar kita sebagai bangsa menjadikan Indonesia sebagai pusat dan model peradaban Islam dunia," kata Fachir. 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement