REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK— Muhammadiyah Kabupaten Lebak, Provinsi Banten mengajak masyarakat di daerah itu agar tidak menjadi golongan putih atau golput pada pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
"Kami minta warga tidak golput dan berpartisipasi menggunakan hak suara untuk menentukan pilihan calon kepala negara itu," kata Ketua Umum Muhammadiyah Kabupaten Lebak, Ustaz Taufik Bunyamin di Lebak, Selasa (22/1).
Muhammadiyah Kabupaten Lebak sejak awal mengoptimalkan sosialisasi Pilpres bersama KPU setempat agar masyarakat menggunakan hak pilih dan tidak memilih golput
Dia menyatakan, pelaksanaan Pilpres dari sudut ajaran Islam hukumnya fardhu ain sehingga masyarakat wajib menggunakan hak pilih sesuai hati nurani masing-masing. Kewajiban memilih pemimpin itu, kata dia, karena jika suatu negara tidak memiliki pemimpin maka kondisi negara akan kacau balau.
“Pilpres hukumnya fardhu ain dan masyarakat tidak boleh golput,” katanya menegaskan.
Menurut dia, Pilpres 2019 diikuti dua pasangan yakni nomor urut (01) Joko Widodo-KH Maruf Amin dan nomor urut (02) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Dia menegaskan, Muhammadiyah hingga kini tidak berpolitik praktis, tapi kader-kader Muhammadiyah tidak melarang kadernya berpolitik praktis.
Saat ini, kata dia, kader-kader Muhammadiyah juga ada di tim kemenangan Jokowi-Ma'ruf maupun Prabowo-Sandiaga.
Dia menambahkan, pelaksanaan Pilpres yang dilaksanakan 17 April 2019, tentu berbagai elemen masyarakat harus menyambut dengan senang hati dan penuh persaudaraan.
Perbedaan politik boleh berbeda, namun imbuh dia, persatuan dan kedaulatan bangsa Indonesia wajib dijaga dan dilestarikan.
"Kita jangan sampai perbedaan politik itu menimbulkan konflik sosial hingga terjadi perpecahan dan permusuhan," katanya menjelaskan.
Dia juga mengatakan masyarakat harus legowo dan menerima kemenangan serta kekalahan pada Pilpres tersebut.
“Sebab, kemenangan calon presiden dan wakilnya yang menentukan adalah kehendak Allah SWT,” ujar dia sembari mengatakan kedua calon capres cawapres putra terbaik bangsa.