Senin 31 Dec 2018 21:28 WIB

Kiai Cholil: Dzikir Mendatangkan Ketenangan

Banyak manusia terkadang lupa bahwa dirinya adalah makhluk terbatas.

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Andi Nur Aminah
Ketua Komisi Dakwah MUI, KH Cholil Nafis menghadiri acara Dzikir Nasional di Masjid At-Tin, TMII, Jakarta, Senin (31/12).
Foto: Republika/Fuji E Permana
Ketua Komisi Dakwah MUI, KH Cholil Nafis menghadiri acara Dzikir Nasional di Masjid At-Tin, TMII, Jakarta, Senin (31/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Bidang Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Cholil Nafis mengatakan zikir adalah cara mendatangkan ketenangan. Mengisi pergantian tahun dengan zikir tepat di tengah kondisi bangsa yang marak dilanda bencana. "Dengan zikir kepada Allah akan lebih tenang nyaman dan damai," ujarnya dalam Dzikir Nasional 2018 yang diselenggarakan Republika, Senin (31/12).

Zikir, lanjut Kiai Cholil, bukan sekadar mengingat kepada Allah. Zikir merupakan  waktu yang tepat mengembalikan kepada kehidupan menjadi hamba sejati. Penghambaan menjadi seutuhnya.

Oleh karena itu, segala masalah yang dihadapi seseorang akan dikembalikan kepada Allah. Kiai Cholil mengatakan, banyak manusia terkadang lupa bahwa dirinya adalah makhluk terbatas. "Kita berharap pergantian tahun dengan cara berdzikir ini mengembalikan seluruh masalah kita ingat kepada Allah," kata Kiai Cholil.

Kiai Cholil juga mengingatkan agar membangun dan menguatkan keimanan. Hal tersebut merupakan kewajiban sebagai khalifah di bumi ini. Salah satu bukti iman yaitu memperbanyak sedekah.

Allah, kata Kiai Cholil, akan memberikan imbalan kepada mereka yang gemar bersedekah. Allah akan memberikan kebahagiaan melalui sedekah. Selain itu, sedekah juga investasi akhirat.

Kemudian sedekah juga bisa menjadi penolak bencana. Namun, Kiai Cholil mengakui tidak mudah melakukan sedekah jika tidak disertai keimanan kuat. "Saat berzikir ingat kekuasaan Allah tak terbatas maka harus berbagi," tuturnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement