Senin 31 Dec 2018 20:35 WIB

Ulama Persis Ungkap Golongan Istimewa di Sisi Allah SWT

Faktor penentu keistimewaan di hadapan Allah bukan nasab keturunan.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan / Red: Nashih Nashrullah
Muhasabah Akhir Tahun, di Masjid Pusdai, Kota Bandung, Senin (31/12).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Muhasabah Akhir Tahun, di Masjid Pusdai, Kota Bandung, Senin (31/12).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG— Selain para nabi, sahabat, dan para syuhada (mati syahid), ada pula orang atau kelompok yang mendapatkan tempat istimewa di sisi Allah SWT. Mereka adalah orang-orang atau kelompok yang beriman, bertakwa serta selama hidupnya saling mencintai dan menyayangi antar sesama.

Pernyataan tersebut dikemukakan perwakilan organisasi masyarakat (ormas) Persatuan Islam (Persis), KH Iman Setiawan saat talkshow di acara Muhasabah Akhir Tahun 2018 yang digelar Republika di Mesjid Pusat Dakwah Islam (Pusdai), Senin (31/12). 

"Rasul bersabda yang dikumpulkan di tempat istimewa adalah ketika hidupnya di dunia saling mencintai, menyayangi dengan dasar Allah SWT karena keimanan dan ketakwaan," ujarnya dihadapan ratusan jemaah yang hadir.

Ia menuturkan, yang mendapatkan tempat istimewa di sisi Alla kelak bukan karena faktor kekerabatan atau ada hubungan kekeluargaan. Namun, mereka yang mendapatkan tempat istimewa karena takwa dan beriman kepada Allah. 

Iman menceritakan kisah Nabi Nuh dalam Alquran tentang mereka yang akan diselamatkan dari air bah adalah keluarga Nabi Nuh kemudian binatang-binatang dan tumbuha

Namun, kata dia, kenyataannya terdapat anak Nabi Nuh yang tidak diselamatkan Allah yaitu Kan'an. 

"Orangnya zalim, kafir. Dia tidak mau ketika dipanggil ayahnya dan diajak naik ke perahu," ungkapnya. 

Kemudian, Nabi Nuh bertanya kepada Allah mengapa anaknya tidak diselamatkan. "Allah berkata, ya Nuh sesungguhnya dia bukan dari bagian orang yang beriman," ungkapnya.  

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement