Senin 31 Dec 2018 12:05 WIB

Pesan Politik MUI untuk Sambut Tahun Baru 2019

MUI mengimbau di tahun politik semua pihak mehanan diri mengekspresikan sikap politik

Rep: Muhyiddin/ Red: Andi Nur Aminah
Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Zainut Tauhid (kanan)
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Zainut Tauhid (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Zainut Tauhid menyampaikan pesan politik untuk menyambut datangnya Tahun Baru 2019. Menurut dia, MUI mengimbau agar di tahun politik tersebut semua pihak mehanan diri dalam mengekspresikan sikap politiknya.

Menurut dia, pemimpin bangsa, tokoh agama, dan elit politik diharapkan bisa menahan diri dalam menyampaikan pernyataan di hadapan publik. Sehingga tidak menimbulkan suasana yang semakin panas, tegang dan penuh dengan kecurigaan.

Baca Juga

"Memasuki tahun politik sekarang ini, MUI mengajak semua pihak, khususnya para pemimpin bangsa, tokoh agama dan elit politik hendaknya bisa menahan diri dalam mengekspresikan politiknya," ujar Zainut dalam keterangan tertulisnya yang diterima Republika.co.id, Senin (31/12).

Dia mengatakan, perbedaan pilihan dalam Pilpres 2019 hendaknya disikapi dengan dewasa, tidak harus diwarnai dengan saling menjelekkan, memfitnah, menyebarkan hoaks dan ujaran kebencian. Karena, menurut dia, selain tidak memberikan pendidikan politik yang baik kepada masyarakat, hal itu juga dapat menimbulkan gesekan dan retaknya bangunan kebangsaan kita.

"Jadikanlah perbedaan aspirasi politik sebagai rahmat untuk saling menghormati dan memuliakan agar persaudaraan kebangsaan atau ukhuwah wathaniyah tetap terpelihara," ucap Zainut.

Zainut juga mengajak kepada semua pihak agar selalu membangun budaya berpolitik yang santun, berakhlakul karimah, penuh dengan nilai keadaban dan kesopanan. Dengan demikian, Pilpres 2019 mendatang bisa terlaksana dengan penuh kedamaian.

"Dan marilah kita menjauhi budaya politik yang penuh dengan kecurigaan, pertentangan, permusuhan, dan persaingan yang tidak sehat dengan menghalalkan segala cara," kata Zainut.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement