Sabtu 15 Dec 2018 11:21 WIB

Cara Menuntut Ilmu

Pertama, yakni meluruskan niat.

Rep: A Syalabi Ichsan/ Red: Agung Sasongko
Anak belajar (ilustrasi)
Foto: Boldsky
Anak belajar (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendiri Quran and Sunnah Solution, Ustaz Adi Hidayat, menulis sebuah buku berjudul Al-Majmu, Bekal Nabi Bagi Para Penuntut Ilmu. Di dalam buku ini, Ustaz Adi mengungkapkan beberapa keutamaan menuntut ilmu dan menjelaskan tentang cara menuntut ilmu.

Pertama, yakni meluruskan niat. Pahala akan tercatat bagi para penuntut ilmu yang meniatkan belajarnya sebagai ibadah. Sebaliknya, apa bila orientasi dunia menjadi tujuan utama, proses belajarnya hanya men jadi rutinitas tanpa bernilai pahala. Ini pun bisa dikiaskan ketika orang hijrah pada masa Nabi yang memiliki ragam motivasi dan orientasi. Ada yang murni mencari ridha Allah dan Rasul-Nya, ada juga yang berharap pesona dunia atau demi wanita.

"Siapa pun yang menuntut ilmu demi mengharap ridha Allah, namun kemudian ia tujukan untuk meraih keinginan dunia, maka ia tidak akan mencium wangi surga di hari kiamat kelak." (HR Abu Daud).

Berikutnya, mencari guru. Nabi SAW pun pernah meramalkan jika pada akhir zaman, ada orang-orang yang menyampaikan berbagai hal yang tidak pernah kita dengar (sebelumnya), tidak pula (pernah didengar oleh) nenek moyang kita. Dalam HR Muslim, Rasulullah SAW juga meminta kita waspada. Imam Muslim mengungkapkan bab ini pada "Larangan Mengambil Riwayat (belajar) pada Orang yang Lemah (ilmu) dan Waspada dalam Merujuknya".

Menurut buku ini, para ustaz yang tidak memahami satu materi sekalipun pakar di bidang lain tidak dapat menjadi rujukan dalam hal yang tidak dikuasainya. Imam Muslim pun menukil riwayat dari Mu ham mad bin Sirin yang memberi na si hat sebagai berikut. "Sung guh pe nge tahuan ini termasuk (pokok) aga ma, maka telitilah dari siapa kalian mengambilnya." (HR Muslim).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement