Selasa 11 Dec 2018 20:27 WIB

Jabar Target MQK Tumbuhkan Minat Milenial Baca Kitab Kuning

Generasi muda saat ini diniai kurang tahu tentang pesantren dan Kitab Kuning.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Andi Nur Aminah
Santri sedang mempelajari Kitab Kuning (ilustrasi)
Foto: Beawiharta/Reuters
Santri sedang mempelajari Kitab Kuning (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemda Provinsi Jawa Barat menggelar Musabaqah Qira'atil Kutub (MQK) Tingkat Provinsi Jabar Tahun 2018. Menurut Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum, event ini diharapkan bisa menumbuhkan minat generasi milenial untuk mempelajari Kitab Kuning.

 

Uu, didampingi Asisten Bidang Pemerintahan, Hukum, dan Kesejahteraan Sosial Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat (Setda Provinsi Jabar) Dady Iskandar, Plt Biro Pelayanan dan Pengembangan Sosial Setda Provinsi Jabar Sonny Samsu Adisudarma, dan Kepala Bidang Pondok Pesantren Kanwil Kemenag Jabar Abubakar Shidiq, membuka secara resmi MQK Jabar 2018 di Balai Asri Pusdai, Kota Bandung, Senin malam (10/12). Menurut Uu, tak hanya menjadi ajang silaturahim di antara pesantren, MQK juga diharapkan bisa menumbuhkan minat generasi muda untuk mempelajari Kitab Kuning.

Uu menilai generasi muda saat ini kurang tahu tentang pesantren dan Kitab Kuning. “Kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan minat anak muda untuk belajar Kitab Kuning di pesantren Salafiyah,” kata Uu seraya mengatakan akhir-akhir ini pesantren Salafiyah seperti sudah menurun jumlah muridnya.

 

 

Para peserta MQK merupakan para santri yang berasal dari pesantren di 27 kabupaten/kota di Jawa Barat. Ada tiga kategori yang dipertandingkan, yaitu Musabaqah Tilawatil Kutub, Hafidzul Kutub, dan Pidato Berbahasa Indonesia.

 

Kitab Kuning merupakan bagian dari literatur keilmuan Islam yang menyimpan warisan khazanah intelektual yang sangat kaya. Kitab ini membahas mulai dari persoalan yang mendasar hingga persoalan prinsipil seperti, dogma, hukum Islam hingga ketatanegaraan.

 

Selain itu, di dalam Kitab Kuning terdapat tradisi akademik yang seringkali menghadirkan berbagai pandangan berbeda bahkan bertolak belakang. Dimana masing-masing pandangan itu memiliki dasar argumennya masing-masing, kemudian muncul sebuah kesimpulan. Tradisi akademik seperti ini diyakini akan mampu menumbuhkan pandangan keagamaan yang moderat.

 

MQK gelaran pertama ini dilaksanakan mulai 10 hingga 13 Desember 2018. Tak tanggung-tanggung, untuk para pemenang tidak hanya akan mendapat uang pembinaan, tapi ada juga hadiah lain yaitu mobil, sepeda motor, hingga Umrah. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement