Senin 10 Dec 2018 16:17 WIB

Salimah Kudus Gelar Workshop Simulasi Pijat Bayi

Stimulasi melalui pijat dilakukan dengan penuh rasa sayang.

Pimpinan Daerah (PD) Persaudaraan Muslimah (Salimah) menggelar acara Salimah Belajar Islam (Sabil@) pada Ahad (09/12)
Foto: Dok Salimah Kudus
Pimpinan Daerah (PD) Persaudaraan Muslimah (Salimah) menggelar acara Salimah Belajar Islam (Sabil@) pada Ahad (09/12)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Daerah (PD) Persaudaraan Muslimah (Salimah) menggelar acara Salimah Belajar Islam (Sabil@) di Aula PAUD IT Bintang Belia Jalan Dr. Wahidin Sudiro Husodo Nomor 1 Panjunan Kulon Kudus, Jawa Tengah, Ahad (09/12). Dimulai pukul 09.00 WIB hingga kumandang azan shalat Zuhur, acara ini dihadiri sekitar tiga puluh peserta. 

Workshop ini merupakan ‘kopi darat’ anggota Sabil@ online yang rutin mengadakan kajian dan tanya jawab melalui aplikasi whatsapp seputar dunia Islam, pendidikan dan kesehatan terkait dengan perempuan , anak dan keluarga Indonesia yang diadakan oleh  Salimah Kudus. Acara ini bertujuan untuk memberikan bekal bagi para ibu dalam memberikan stimulasi dini berupa pijat bayi yang tepat untuk buah hati mereka, agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.

Acara ini menghadirkan narasumber yang kompeten di bidangnya, Jamilah, S.ST, M.Kes yang merupakan praktisi kebidanan dan pengajar di AKBID Kudus. Ia menyampaikan tentang tujuan stimulasi dini pada bayi, tata cara melakukan pijat bayi, dan teknik melakukan pijat bayi mulai dari bagian wajah, dada, perut, tangan, kaki hingga punggung.

Stimulasi melalui pijat dilakukan dengan penuh rasa sayang, diiringi dengan alunan musik lembut atau lantunan ayat suci Alquran. Pemilihan tempat dan waktu yang tepat juga perlu diperhatikan.

Narasumber yang juga merupakan Sahabat Salimah ini menyampaikan tujuan pijat bayi, di antaranya memperkuat ikatan (bonding) antara bayi dengan orang tua, mengoptimalkan waktu tidur bayi dan menurunkan produksi hormon stressor.

“Ketika melakukan pijat bayi, jika bayi menangis, segera hentikan pemijatan. Bayi menangis kemungkinan disebabkan adanya trauma pada bagian tubuh tertentu. Trauma yang dipijat semakin memicu kerusakan jaringan,” paparnya.

Sebagian besar peserta yang mengikuti workshop, biasanya menyerahkan urusan pijat-memijat bayi mereka kepada dukun bayi. Tetapi, setelah mengikuti acara ini, mereka yakin dapat melakukan pemijatan sendiri kepada bayi nereka.

“Kesan saya terhadap acara ini, luaaar biasaaa, materinya bermanfaat, penyampaiannya sangat menarik dan mudah ditangkap. Terima kasih kepada Salimah dan Bu Jamilah yang telah memfasilitasi acara ini,” ungkap Amatullah, salah satu peserta workshop.

Acara yang merupakan program kerja bidang pendidikan ini merupakan pilot project. Ketua PD Salimah Kab. Kudus, Yuliana Dewi Rahmawati menyampaikan di waktu yang akan datang akan digelar acara serupa dengan jumlah peserta yang lebih banyak dan kemasan yang lebih baik.

“Mohon doa agar harapan kami dapat terwujud. Peran aktif dan keterlibatan kaum ibu dalam kegiatan-kegiatan kami merupakan dukungan yang berarti bagi kokohnya organisasi Salimah Kudus dalam mewujudkan visi meningkatkan kualitas hidup perempuan, anak, dan keluarga Indonesia," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement