Ahad 09 Dec 2018 11:31 WIB

Dompet Dhuafa Peduli Pendidikan Inklusi

Dompet Dhuafa Pendidikan menilai sinergi meningkatkan pendidikan yang ramah difabel.

Rep: Novita Intan/ Red: Ratna Puspita
(ilustrasi) Kaum disabilitas yang mendapat program Pemberdayaan Ekonomi Disabilitas Dompet Dhuafa.
Foto: Dok Dompet Dhuafa
(ilustrasi) Kaum disabilitas yang mendapat program Pemberdayaan Ekonomi Disabilitas Dompet Dhuafa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dompet Dhuafa Pendidikan (DD Pendidikan) terus meningkatkan kualitas pendidikan dan sumber daya manusia. DD Pendidikan melakukan upaya ini dengan menghelat acara bertajuk Kajian Pendidikan Inklusi ‘Pendidikan Untuk Berkualitas: Fakta Atau Fatamorgana’

Sederet tokoh, profesional di bidangnya, serta anak difabel yang berprestasi dan menginspirasi, hadir untuk menjadi narasumber Kajian Pendidiikan Inklusi ini. Mereka, yakni Kepala Pusat Layanan Autis (PLA) Surakarta Hasto Daryanto, Bayu Candra Winata  dari Dompet Dhuafa Pendidikan, Founder Gerakan Peduli Indonesia Inklusi (GAPAI) Inayah Adi Oktaviana, peraih medali emas bakap kursi roda Papernas 2018 Hanik Puji A, peraih tiga medali perak dan satu perunggu Parcycling Asian Paragames 2018 Sri Sugiyanti.

Direktur Direktur Center for Education Study & Advocacy Dompet Dhuafa Pendidikan (CESA) Aidil Azhari Ritonga mengatakan narasumber kajian pendidikan inklusi ini meliputi segenap pihak yang konsen terhadap dunia pendidikan inklusi. Hal ini untuk mencapai tujuan perhelatan ini, yaitu untuk membangun kesadaran masyarakat tentang pendidikan Inklusi yang ramah terhadap tumbuh kembang anak.

“Acara ini juga diharapkan dapat memberikan alternatif model pengembangan pendidikan inklusi dan memperkuat peran pemerintah dalam penyelenggaraan dan pengelolalan pendidikan inklusi baik kebijakan maupun kualitas implementasinya,” ujarnya dalam keterangan tulis yang diterima Republika, Ahad (9/12).

Kehadiran narasumber dari berbagai latar belakang tersebut juga dimaksudkan untuk membangun sinergi antara pemerintah, komunitas yang bergerak di bidang pendidikan inklusi, juga NGO. “Sinergi ini diharapkan mampu meningkatkan kuaitas pendidikan untuk semua termasuk pendidikan yang ramah difabel,” jelas

Menurutnya, perbaikan kualitas pendidikan di negeri ini bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja. Segenap pihak harus bersinergi, bekerjasama untuk menuntaskan problematika pendidikan Indonesia yang menggunung. 

“Semoga langkah kecil berupa kegiatan ini dapat menjadi inspirasi bahwa siapapun bisa ambil bagian untuk membawa perbaikan pada negeri yang kita cintai ini,” ucapnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement