Rabu 05 Dec 2018 20:05 WIB

Festival Republik, Tebar Kebaikan dan Menguatkan Kepedulian

Festival ini merupakan rangkaian acara Dzikir Nasional Republika di Masjid At-Tin.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Andi Nur Aminah
Pertemuan Panitia Dzikir Akbar Akhir Tahun Republika dengan KH Tengku Zulkarnain selaku Wasekjen MUI yang akan mengisi acara kegiatan dzikir akbar, Matraman, Jakarta, Jumat (24/11).
Foto: Republika/Zahrotul Oktaviani
Pertemuan Panitia Dzikir Akbar Akhir Tahun Republika dengan KH Tengku Zulkarnain selaku Wasekjen MUI yang akan mengisi acara kegiatan dzikir akbar, Matraman, Jakarta, Jumat (24/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Republika akan menggelar Festival Republik. Acara ini menjadi rangkaian dari puncak acara Dzikir Nasional di Masjid At-Tin, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta Timur pada 29 hingga 31 Desember 2018. Festival Republik-Dzikir Nasional tahun ini mengusung tema 'Menebar Kebaikan dan Menguatkan Kepedulian.'

Wakil Pemimpin Redaksi Republika, Nur Hasan Murtaji menyampaikan, tema menebar kebaikan dan menguatkan kepedulian diangkat Republika agar menjadi semangat bersama. Hasan mengatakan, saat ini Indonesia sedang tertimpa banyak bencana seperti gunung meletus, gempa bumi, tsunami, banjir, longsor dan lain sebagainya.

"Semua bencana tersebut akan terasa ringan bila semua orang satu Bangsa Indonesia saling membantu dan bersinergi meringankan beban penderitaan orang-orang yang tertimpa musibah," kata Hasan kepada Republika.co.id, Rabu (5/12).

photo
Wakil Sekertaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia. Tengku Zulkarnain (kanan) menerima buku dari Wakil Pemimpin Redaksi Republika, Nur Hasan Murtiaji (kiri).

Ia mengatakan, gotong royong atau bekerja bersama dengan satu tujuan akan mempermudah masyarakat Indonesia menyelesaikan berbagai persoalan bangsa. Oleh sebab itu Republika ingin menggaungkan semangat menebar kebaikan dan menguatkan kepedulian melalui Festival Republik - Dzikir Nasional.

 

Ia menambahkan, yang kedua, bangsa Indonesia tengah menghadapi tahun politik menjelang kontestasi demokrasi. Jangan sampai kontestasi ini membuat masyarakat Indonesia terpecah belah akibat pilihan politik yang berbeda.

Pilihan politik, Hasan mengatakan, adalah hak masing-masing warga negara. Tetapi kepedulian kepada sesama adalah kewajiban sebagai bangsa Indonesia dan umat manusia. "Kita harus saling membantu siapapun mereka yang membutuhkan pertolongan, walau berbeda pilihan politik. Meski perbedaan pilihan politik, justru kita harus meningkatkan persatuan dan persaudaraan sesama bangsa Indonesia dan umat manusia," jelasnya.

Ketua Panitia Festival Republik-Dzikir Nasional, Ismail Lazarde mengatakan, di penghujung tahun Masehi, sebagian masyarakat cenderung merayakan malam pergantian tahun dengan berkumpul, bersenang-senang dan berpesta. Bahkan tidak sedikit anak-anak muda yang merayakannya tanpa batasan hingga berisiko merugikan dirinya sendiri.

"Menjelang pergantian tahun, Republika bekerja sama dengan mitra usaha berencana mengisi acara tahunan yang selalu ditunggu-tunggu dengan menggelar serangkaian kegiatan yang bermanfaat, bertajuk Festival Republik-Dzikir Nasional 2018," katanya.

photo
Dzikir Nasional 2017 (ilustrasi)

Ismail menerangkan, Festival Republik-Dzikir Nasional bertujuan menyambut tahun baru dengan kegiatan yang positif sekaligus memperkuat silaturrahim ribuan umat. Juga untuk memasyarakatkan nilai-nilai kebaikan dan meningkatkan kepedulian dengan berbagi. Kegiatan tahunan ini juga sebagai ajang komunikasi, informasi, sosialisasi dan promosi yang efektif bagi para mitra usaha.

Tahun ini Republika mengusung tema Menebar Kebaikan dan Menguatkan Kepedulian. Dengan tema tersebut, Republika dan mitra usaha bermaksud menggelar aneka kegiatan sosial, termasuk pengumpulan dana untuk para korban bencana alam. "Pada puncak acara masyarakat akan diajak berdoa bersama, melakukan introspeksi diri dan membuat resolusi untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih positif," ujarnya.

Festival Republik-Dzikir Nasional juga akan dimeriahkan oleh tausiyah para ustaz, doa dan zikir akhir tahun bersama Ustaz Arifin Ilham. Tausiyah dari Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu'ti, KH Muhammad Cholil Nafis, Ustaz Tengku Zulkarnain dan sejumlah publik figur millennial.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement