Rabu 05 Dec 2018 08:04 WIB

Inovasi Sekolah Pra Nikah Ala Depok yang Patut Ditiru

Pendampingan pra nikah agenda penting dalam membina ketahanan keluarga.

Sejumlah pasangan calon pengantin bersiap untuk ijab kabul saat nikah massal pada acara puncak Milad ke-25 tahun Dompet Dhuafa di Tugu Proklamasi, Jakarta, Sabtu (22/9).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Sejumlah pasangan calon pengantin bersiap untuk ijab kabul saat nikah massal pada acara puncak Milad ke-25 tahun Dompet Dhuafa di Tugu Proklamasi, Jakarta, Sabtu (22/9).

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK— Apa yang dilakukan Pemerintah Kota Depok, Jawa Barat, patut ditiru. Depok mengadakan Sekolah Pra Nikah untuk para generasi milenial sebagai upaya membantu para remaja dalam memahami dan menyikapi konsep pernikahan. 

"Selain mempersiapkan dan memberikan pemahaman mengenai lembaga pernikahan, sekolah pranikah merupakan salah satu bentuk dukungan dalam program unggulan Kota Depok sebagai Kota Ketahanan Keluarga," kata Wali Kota Depok Muhammad Idris di Depok, Selasa (4/11).

Dia mengatakan yang harus dipahami oleh remaja maupun mereka yang ingin menikah adalah pernikahan tidak hanya sekadar masalah percintaan. Tetapi, lebih dari itu bagaimana memelihara cinta terhadap pasangan hidup setelah pernikahan berlangsung.

"Sebab ketahanan keluarga berangkat dari makna pemahaman keluarga, ini harus dikasih asupan yang cukup. Masa depan mereka nantinya, harus mulai terencana," katanya. 

Pendampingan pra nikah menjadi agenda penting bagi Pemkot Depok dalam membina ketahanan keluarga warga Depok. Dengan pendampingan ini, dua insan yang hendak bersatu menjadi pasangan hidup diberi bimbingan bagaimana menerapkan cinta sejati dalam rumah tangga nanti.

"Cinta sejati, muncul setelah pernikahan. Karena setelah pernikahan itu cinta pasti mengalami fluktuatif, kadang naik kadang turun. Nah, ini yang harus dipupuk terus menerus," kata Idris.

Sekitar 40 remaja Kota Depok mengikuti sekolah pranikah yang diadakan oleh Dinas Perlindungan Anak Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga (DPAPMK) Kota Depok. 

Ke-40 peserta itu berasal dari perwakilan Karang Taruna (Katar), Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R), dan perwakilan Generasi Berencana (Genre) Kota Depok.

Kepala Bidang Ketahanan Keluarga dan Keluarga Berencana pada Dinas Perlindungan Anak Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga (DPAPMK) Kota Depok, Ani Rahmawati, mengatakan sekolah nonformal setidaknya ada enam materi yang diberikan. 

Keenam materi tersebut, yaitu keluarga masa depanku, bersinar bersama pasangan, cinta dan seksualitas, menjadi ayah bunda yang dirindukan, serta sukses mengelola sumber dana keluarga.

"Semoga materi hari ini bisa membawa manfaat bagi para remaja kita, dan menjadi bekal positif bagi mereka dalam merencanakan kehidupan pernikahannya kelak," ujarnya.  

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement