Rabu 21 Nov 2018 23:05 WIB

Pesantren Sabilillah Tampung Korban KDRT

Ada santriwati di sini yang pernah menjadi korban kekerasan seksual.

Santri
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Santri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pondok Pesantren Sabilillah di Desa Cikareo, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, menampung santri yang pernah menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga dan juga "trafficking" (perdagangan manusia).

"Ada santriwati di sini yang pernah menjadi korban kekerasan seksual dan hampir terjadi korban perdangan manusia oleh keluarganya sendiri, namun Alhamdulillah berhasil diselamatkan dan kemudian kami tampung di pesantren ini," kata pimpinan Ponpes Sabilillah Ustaz H Ahmad Kholik, Rabu (21/11).

Ponpes Sabilillah bisa ditempuh lebih kurang tiga setengah jam dari kawasan Bumi Serpong Damai (BSD) Tangerang Selatan, Banten. Didampingi istrinya Ustazah Siti Mujawaroh, ia mengemukakan bahwa di ponpes yang dikelola Yayasan Pendidikan Islam Pondok Pesantren Sabilillah, dua santriwati itu, yang berasal dari keluarga tidak mampu dan yatim piatu diakui pada saat awal-awal belajar mengalami kondisi psikologis yang berbeda dengan sebayanya yang lain.

"Ada semacam suasana traumatik sehingga tidak langsung mudah beradaptasi, dan cenderung menyendiri, sehingga kami memberikan pendampingan secara khusus," kata Ustazah Siti Mujawaroh, yang dipanggil "Ummi" (ibu) oleh santriwati dan santri di Ponpes Sabilillah.

Pasangan ustaz-ustazah itu, yang mengelola Ponpes Sabilillah dengan 140-an santri -- 50 orang di antaranya bermukim -- menjelaskan bahwa kini, salah satu di antara santriwati dimaksud, yang menjadi korban kekerasan seksual sudah dinikahkan.

"Sedangkan yang korban 'traffficking' sampai saat ini masih terus belajar," kata Ahmad Kholik.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement