Rabu 21 Nov 2018 17:24 WIB

Guru PAI Diimbau Kuasai Teknologi untuk Tangkal Radikalisme

Radikalisme bisa menyerang melalui berbagai cara dan berbagai lini.

Rep: Muhyiddin/ Red: Andi Nur Aminah
Seorang guru menyampaikan tausiah kepada para pelajar (ilustrasi)
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Seorang guru menyampaikan tausiah kepada para pelajar (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Pembina Majelis Dakwah dan Pendidikan Islam (Madani), M Romahurmuziy mengimbau kepada para guru Pendidikan Agama Islam (PAI) se-Indonesia untuk menguasai teknologi informasi. Tujuannya untuk menangkal paham radikalisme, termasuk menguasai media sosial (medsos).

“Saat ini, paham tersebut (radikalisme) menyerang melalui berbagai cara dan berbagai lini, di antaranya melalui radio, televisi, juga media sosial. Karena itu guru PAI harus menguasai teknologi informasi,” ujar pria yang akrab disapa Rommy ini, Rabu (21/11).

Rommy mengatakan, radikalisme saat ini memang menjadi salah satu tantangan utama bangsa Indonesia. Menurut dia, paham ini dibawa oleh gerakan-gerakan yang mengatasnamakan Islam serta menyerang melalui berbagai cara dan menyasar berbagai kalangan, termasuk kalangan pelajar.

Namun, menurut dia, yang menjadi persoalan adalah gerakan-gerakan radikal tersebut sulit untuk dipilah-pilah di tahun politik ini. "Persoalannya adalah, apakah kita bisa memilah mana gerakan yang bermuatan politis dan mana gerakan yang berbahaya dan membawa paham radikalisme,” kata Rommy. "Itulah pentingnya pendidikan Islam yang benar, yang didasarkan nilai-nilai kelembutan," imbuhnya.

Para guru PAI inilah, tambah Rommy, yang kemudian diharapkan menjadi filter dan juga bisa menetralisir paham-paham yang dianggap bisa memecah belah bangsa tersebut. Dia mengatakan, tentu saja kita tidak ingin menjadi seperti negara Suriah yang hancur dikarenakan pertikaian sekterian yang disebabkan oleh paham-paham yang radikal.

Karena itu, Rommy juga mengajak kepada para guru pendidikan agama Islam untuk lebih mengenalkan kepada masyarakat bahwa Islam adalah agama yang penuh kelembutan. Salah satunya tentubbisa dikenalkan melalui teknologi informasi dan media sosial.

“Islam adalah agama yang rahmatan lil alamin, yang membawa kedamaian dan kasih sayang, bukan agama yang mengajarkan kekerasan dan radikalitas,” ujarnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement