Rabu 21 Nov 2018 17:45 WIB

Perjuangan Royu Masuk Tiga Besar MHQ Tingkat ASEAN

Royu mempersembahkan pencapaiannya itu untuk orangtua khususnya sang ayah.

Royu Nahriya tak sanggup menahan haru saat mengetahui dirinya mendapat juara III Musabaqah Hifzhil Qur’an ASEAN.
Foto: Dok Daarul Quran
Royu Nahriya tak sanggup menahan haru saat mengetahui dirinya mendapat juara III Musabaqah Hifzhil Qur’an ASEAN.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Royu Nahriya tak sanggup menahan haru saat mengetahui dirinya mendapat juara III Musabaqah Hifzhil Qur’an (MHQ) kategori 25 juz tingkat ASEAN yang digelar di Gedung Pertemuan Pondok Pesantren Darunnajah, Jakarta pada 9-12 November lalu. Perjuangannya masuk tiga besar ternyata tak mudah.

“Ini adalah MHQ perdana saya di tingkat ASEAN. Dengan tekad yang kuat. Ikhtiar maksimal dan berujung pada pasrah bin tawakkal, Alhamdulillah saya bisa lolos seleksi dari tingkat provinsi, nasional dan akhirnya ASEAN,” tutur Mahasiswi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung itu, dalam siaran persnya, Senin (21/11).

Royu sapaan akrabnya mengatakan, tujuannya mengikuti lomba MHQ tingkat ASEAN untuk memutqinkan hafalannya. Karena di sana semua penghafal Qur’an diuji  banyak guru, kiyai dan ulama berkopenten dibidangnya. Menurutnya, murojaah hafalan belum afdal jika dilakukan sendirian.

“Karena kita tidak tahu letak kesalahan dan kekurangan bacaan kita dimana. Ketika sudah di atas mimbar saya berusaha untuk menetralisir segala macam pikiran yang berbau embel-embel mengikuti lomba. Tujuan saya hanya satu, semua karena Allah saja,” ucap Royu.

Royu mempersembahkan pencapaiannya itu untuk orangtua khususnya sang ayah. Sebab alasannya menghafal Alqur’an karena ingin membalas jasa keduanya. “Dan ketika pengumuman saya diberi amanat untuk meraih Juara III di tingkat ASEAN. Itu bertepatan dengan hari ayah,” ujarnya.

Saat ini Royu sudah semester lima, aktivitasnya tak hanya kuliah dan menghafal Qur’an tapi juga menjadi guru di Ma’had UIN Bandung. Ia pun bersyukur bisa mengajar di salah satu tempat bergengsi di kampusnya dan bertemu dengan banyak penghafal Alqur’an.

“Dengan menjadi musyrifah otomatis kita langsung berinteraksi dengan seluruh santri penghuni Ma’had ini. Dengan itu saya mengetahui kualitas bacaan santri. Dan pada intinya sama-sama belajar lagi dan banyak tambahan ilmu dari mereka juga,” ucapnya.

Royu adalah salah satu mahasiswa/mahasiswi penerima Beasiswa Tahfizh Qur’an (BTQ) for Leaders. Program ini dibentuk PPPA Daarul Qur'an dari keprihatinan masa depan generasi bangsa yang nampak mulai jauh dari Alqur’an. Karenanya, dibutuhkan para calon pemimpin penghafal Alqur’an nan berakhlakulkarimah.

BTQ for Leaders bukan beasiswa biasa. Sebab dengan bimbingan intensif berbasis tahfizhul Qur’an serta ditatar memiliki jiwa kepemimpinan dan kepedulian sosial, seluruh kader BTQ diyakini mampu menjadi pemimpin masa depan berjiwa Qur’ani yang membawa perubahan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement