Senin 19 Nov 2018 10:39 WIB

BIN Sebut Masjid Kantor Disusupi Paham Radikal, Ini Kata MUI

MUI meminta jamaah untuk melaporkan khatib yang membawa ayat perang dalam ceramah.

Rep: Afrizal Rosikhul Ilmi/ Red: Teguh Firmansyah
Mencegah Paham Radikal.  (ilustrasi)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Mencegah Paham Radikal. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia membenarkan adanya paham-paham radikalisme yang manyusup ke masjid-masjid perkantoran.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang Informasi dan Komunikasi MUI, Masduki Baidlowi mengatakan data tersebut didapat dari Badan Intelijen Negara (BIN).

"Itu kan data dari BIN dan mereka memberikan masukan ke pihak-pihak yang bisa melakukan eksekusi, dalam hal ini pemerintah, untuk melakukan pembinaan dan pencegahan," kata Masduki saat dikonfirmasi, Senin (19/11).

Meski begitu, ia tidak memukul rata kepada semua masjid yang ada di perkantoran. "Enggak semuanya, hanya di masjid-masjid tertentu saja, tapi kita kan harus waspada," kata dia.

Masduki menyayangkan kabar yang ia dengar masjid terpapar paham radikal justru berada di lingkungan pemerintahan.Oleh karena itu, ia berharap agar manajemen masjid diperbaiki untuk melakukan mekanisme pencegahan.

Selain itu, Masduki berharap keterlibatan masyarakat dalam melaporkan penceramah atau khatib yang membawa pada permusuhan.

Baca juga, Ini Penjelasan BIN Soal Radikalisme di 41 Masjid Pemerintah.

"Jama'ah juga harus kritis, jika sudah melewati karakter dasar dari agama Islam yang membawa konsep damai yang rahmatan lil 'alamin maka laporkan ke ta'mir masjid. Karena banyak khatib yang membawa ayat perang di negara damai, ini kan negara damai," tutur dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement