Sabtu 17 Nov 2018 14:19 WIB

Ini Pesan Rektor UIN Antasari kepada Hidayatullah

Silatnas Hidayatullah 2018 diharapkan menghasilkan keputusan penting bagi bangsa.

Rektor Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin,  Prof Dr  Mujiburrahman, MA membawakan orasi ilmiah dalam rangkaian wisuda dan penugasan sarjana syariah Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Hidayatullah Balikpapan.
Foto: Dok Hidayatullah
Rektor Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin, Prof Dr Mujiburrahman, MA membawakan orasi ilmiah dalam rangkaian wisuda dan penugasan sarjana syariah Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Hidayatullah Balikpapan.

REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN -- Helatan besar Hidayatullah berupa Silaturahim Nasional (Silatnas)  2018 yang akan berlangsung pada 22-25 November 2018 di Pesantren Hidayatullah Gunung Tembak Balikpapan Kalimantan Timur terus mendapatkan apresiasi dan dukungan dari beragam kalangan, tidak terkecuali kalangan akademisi.

"Kami mengucapkan selamat kepada Hidayatullah yang akan melaksanakan Silatnas pada tahun ini. Dan, kami percaya bahwa Hidayatullah adalah salah satu organisasi dan gerakan Islam yang penting di Indonesia," terang Rektor Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin,  Prof Dr  Mujiburrahman, MA di Pesantren Hidayatullah Balikpapan, Sabtu (17/11).

Ia mengemukakan hal tersebut  usai membawakan orasi ilmiah dalam rangkaian wisuda dan penugasan sarjana syariah Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Hidayatullah Balikpapan. Guru besar sosiologi agama itu berharap Hidayatullah dapat semakin nyata dalam berkontribusi bagi pembangunan NKRI yang bermartabat.

"Dan (Hidayatullah) memberikan kontribusi bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Karena itu kami sangat berharap Silatnas ini akan melahirkan keputusan-keputusan atau kebijakan-kebijakan yang nantinya akan berdampak positif, baik bagi umat Islam di Indonesia dan dunia, sehingga bangsa kita semakin maju, semakin dihormati, dan bermartabat di mata dunia," jelasnya dalam rilis Hidayatullah yang diterima Republika.co.id, Sabtu (17/11).

Sebelumnya, dalam orasi ilmiah di hadapan para wisudawan dan wisudawati Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Hidayatullah Balikpapan, pria murah senyum itu mendorong budaya belajar yang lebih baik. "Ke depan, orang yang buta huruf bukanlagi orang yang tidak bisa baca tulis, tetapi orang yang tidak memiliki learning capacity, yaitu orang yang tidak lagi mau belajar. Jadi, jangan berhenti belajar, bahkan kita harus meningkatkan kemampuan belajar terus-menerus," tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement