Jumat 09 Nov 2018 06:00 WIB

Kala Jodoh tak Kunjung Datang

Sembari berikhtiar mencari jodoh hendaklah terus memperbaiki diri.

Jomblo (ilustrasi)
Foto:

Penulis dan pakar pernikahan Islami, Ustaz Muhammad Fauzil Adhim, menambahkan, agar mudah dalam mencari jodoh, jangan terlalu perfeksionis. Menurutnya, jika hal pokok, yakni agamanya sudah ada di diri calon pasangan, maka orang tersebut sudah layak menjadi pasangan hidup.

"Kriteria itu hendaklah yang pokok-pokok saja. Jangan terlalu banyak kriteria," jelasnya kepada Republika, Rabu (7/10) lalu. Menurut Fauzil, kebanyakan orang keliru dalam hadis Rasulullah SAW soal kriteria mencari jodoh. Sebagaimana disabdakan Rasulullah SAW, "Wanita dinikahi karena empat (alasan), yaitu; harta, keturunan, kecantikan, dan agama." (HR Bukhari Muslim).

Banyak orang menyimpulkan soal kesempurnaan jodoh apabila keempat-empatnya ini ada. Kekeliruan ini berujung pada susahnya mencari jodoh. "Rasulullah menegaskan kalau memilih jodoh harus ada agamanya. Adapun yang lain, seperti harta, keturunan, dan kecantikan, itu bukan perintah. Ini hanya berita saja bahwa kebanyakan orang menikahi karena alasan-alasan tersebut," jelasnya.

Kriteria yang terlalu tinggi jelas menyulitkan dalam proses pencarian jodoh. Menurut Fauzil, terkadang seseorang dihantui wahm (angan-angan) atau bercita-cita ingin mendapatkan pasangan seperti Rasulullah SAW. Fauzil mengatakan, hal itu sah-sah saja selama tidak sampai pada tingkat ghuluw (membuat agama menjadi sulit). "Siapa yang ghuluw, ia pasti akan dikalahkan," katanya.

Kriteria-kriteria yang tak menjadi hal pokok, menurut Fauzil, jangan terlalu dibesar-besarkan. "Misalkan, ada yang mengharuskan istri harus dari kelompok pengajian yang sama, harus dari suku tertentu. Ini hal yang diada-adakan. Yang penting, kita mencari sesuai dengan kriteria pokok saja," jelasnya.

Fauzil memesankan, sembari berikhtiar mencari jodoh hendaklah terus memperbaiki diri. Menurutnya, orang yang menjadi jodoh kelak adalah cerminan diri sendiri. Orang yang baik, pasti akan mendapatkan pasangan yang baik pula. "Bagaimana mungkin kita menginginkan pasangan yang salehah dan rajin mengaji sementara kita adalah seorang yang tidak saleh dan banyak menghabiskan waktu untuk hal-hal yang kurang bermanfaat," katanya menambahkan.

sumber : Dialog Jumat Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement