Senin 22 Oct 2018 15:41 WIB

Hari Santri di Purbalingga Dimeriahkan Festival Rebana

Ada 18 kelompok kesenian rebana yang ikut serta dalam festival tersebut.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Andi Nur Aminah
Seni rebana
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Seni rebana

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Peringatan Hari Santri Nasional di Kabupaten Purbalingga, dimeriahkan dengan fastival rebana. Festival digelar sesuai upacara peringatan Hari Santri di Alun-Alun Purbalingga, Senin (22/10).

Kabag Kesra Setda Purbalingga, Eni Sosiatman, menyebutkan dalam festival tersebut ada 18 kelompok kesenian rebana yang ikut serta. "Peserta festival ini akan dinilai. Mereka yang mendapat gelar juara akan mendapat hadiah uang pembinaan dari Pemkab Purbalingga," jelasnya.

Baca Juga

Antara lain, kelompok yang menyabet juara I akan mendapat uang tunai sebesar Rp 5 juta, juara II akan mendapat Rp 4 juta, juara III Rp 3 juta dan harapan I mendapat Rp 2 juta. Peserta festival, merupakan kelompok rebana yang dikelola para santri.

Dalam kesempatan itu, Plt Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi berharap penyelenggaraan festival rebana di Purbalingga ini diharapkan bisa makin meningkatkan pemanfaatan jenis kesenian ini sebagai ajang syiar Islam. "Festival ini kami gelar memang khusus bagi para santri agar pamor musik religi makin menggeliat. Para santri jangan hanya menyukai reggae, rock, pop dan lainnya, tapi juga harus menyukai musik religi agar kehidupan kita menjadi seimbang," katanya.

Dia menambahkan, sejak jaman para wali, seni sudah banyak dimanfaatkan sebagai sarana dakwah. Contohnya, Sunan Kalijaga yang menggunakan media wayang kulit sebagai sarana dakwah dan Sunan Bonang yang menggunakan sarana musik gamelan. 

Sementara dalam upacara peringatan Hari Peringatan Hari Santri Nasional, Bupati Tiwi yang bertindak selaku inspektur upacara menyebutkan para santri yang tinggal di pondok-pondok pesantren juga harus melek teknologi, khususnya internet. Namun penggunaan internet atau media sosial oleh para santri harus dimanfaatkan untuk menyebarkan kebaikan.

"Santri jangan sampai menyalah-gunakan internet atau medsos sebagai ajang merendahkan martabat orang lain atau menyebar fitnah. Hal ini tidak sesuai dengan nilai-nilai yang menjadi pegangan para santri," jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Bupati Tiwi juga memuji kiprah santri yang di masa lalu dan sekarang selalu menempatkan dirinya sebagai garda terdepan dalam menjaga keutuhan NKRI. Baik sejak zaman perang kemerdekaan, hingga di era globalisasi seperti sekarang ini.

Di akhir sambutannya, Tiwi juga mengajak para santri untuk bersinergi dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga dalam memajukan Purbalingga menuju Kabupaten yang lebih maju. "Kami Pemkab Purbalingga mengharapkan sinergi termasuk dari kalian para santri untuk ikut membangun Purbalingga," katanya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement